Melestarikan Situs Sakral Panamukng Pasugu Bukit Marakng di Binua Laman Garoh, Kabupaten Landak

157 Views

Penulis: Tina Borneo | Foto: Dok. ID/KR | Editor: Tim Editor

Pontianak, KR – Posisi situs keramat adat atau situs sakral sangat penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Dayak, Kalimantan. Terlebih bagi mereka yang “menghidupkan” dan melestarikan adat istiadat dan budayanya dalam komunitas adatnya.

Adat istiadat merupakan khazanah kebudayaan yang hidup dan terus berkembang, mengandung himpunan norma dan tata cara yang jadi penuntun dalam bersikap dan berperilaku, termasuk pada saat beraktivitas di keramat adat atau situs sakral.

Sebuah situs sakral memiliki dimensi religio spiritual, sosial budaya, kekerabatan dan sejarah asal usul. Sekarang tidak banyak situs keramat adat yang bisa ditemukan lagi. Tangan-tangan jahil dan sifat serakah segelintir orang telah mengakibatkan situs keramat adat dirusaki atau dicuri hingga dijual kepada para kolektor barang antik di kota-kota dan manca negara. Cerita tentang pengrusakan dan pencurian keramat adat, seperti pedagi, pantak, pasugu, sandung, pentik, dll dapat ditemukan di kampung-kampung masyarakat Dayak.

Baca juga: https://kalimantanreview.com/tiong-kandang-rumah-spiritual-adat-dayak/

Jika keberadaan situs keramat adat masih ada, itupun sudah sisa peninggalan yang dilestarikan masyarakat pemangkunya, entah keluarga tertentu, kampung maupun warga dalam wilayah adat tertentu.

Sebuah situs keramat adat yang dilindungi warga, dan menjadi tempat ritual adat tahunan adalah keramat Panamukng Pasugu Bukit Marakng di wilayah adat Binua Laman Garoh, Dusun Sidas Daya, Desa Keranji Mancal, Kecamatan Sengah Temila Kab. Landak.

Di situ masyarakat adat Dayak Kanayatn Binua Laman Garoh menandai siklus perladangan mereka dengan ritual adat tahunan di Pasugu Bukit Marakng. Keberadaan situs sakral Panamukng Pasugu Bukit Marakng menyimbolkan praktik kehidupan spiritual masyarakat Dayak Kanayatn. Keberadaan situs keramat adat Pasugu Bukit Marakng berakar pada tradisi leluhur, pengalaman interaksi antarasesama, dengan alam, leluhur dan Sang Pencipta.

Proses pemaparan hasil sementara pendokumentasian Situs Sakral Panamukng Pasugu Bukit Marakng di aula Pusat Dayakologi, 4 Oktober 2025.

Hal tersebut disampaikan Agustina, saat memaparkan hasil studi dan draf bukunya di Pusat Dayakologi, Sabtu (4/10/2025). Untuk menelusuri akar budaya dan sejarah keberadaan Pasugu Bukit Marakng itu, Agustina, penggiat listerasi budaya kelahiran Kabupaten Landak melakukan studi dan menulis buku “Situs Sakral Panamukng Pasugu Bukit Marakng”.

Agustina menjelaskan, kajian dan penulisan buku ini didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XII melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Tahun 2025.

“Program ini dalam rangka memperkuat ekosistem kebudayaan di Kalimantan Barat, “ujar Agustina yang mengaku dirinya sangat senang dan bersyukur karena dipilih dari sejumlah pengusul program. Pendiri portal literasi budaya Suara Belantara Borneo ini bilang bahwa dia lebih fokus pada studi dan penulisan buku.

Baca juga: https://kalimantanreview.com/orang-simpakng-kabarmu-sekarang/

Pemaparan draft buku tersebut berlangsung dalam suasana akademik yang reflektif dan kolaboratif, dihadiri peneliti dan pegiat budaya dari Pusat Dayakologi yang turut memberi masukan untuk pengayaan isi buku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *