Strategi Kebudayaan Komunitas Adat Tampun Juah di Kampung Segumon dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19


Maksimalkan lahan dan hutan adat
Berdasarkan pantauan aktivis lokal, masa Covid-19 juga mendorong naiknya kesadaran untuk memaksimalkan lahan dan hutan adat di komunitas Tampun Juah. Untuk akses pada sumber pangan, termasuk sayur-mayur dan obat-obatan, perempuan adat memaksimalkan pemanfaatan lahan dan potensi hutan adatnya. Selain menanam beragam jenis sayuran di lahan kelola masing-masing, para perempuan adat Tampun Juah juga memaksimalkan pekarangan mereka untuk bercocok tanam. Dari hutan adat Tembawang Tampun Juah seluas 651 hektar, perempuan adat Segumon mencari dan mengumpulkan berbagai tumbuhan alami yang dapat dijadikan sayur serta bumbu alami.

Gawai padi tanpa kunjungan orang luar
Tampaknya, warga juga bakal akan merasakan dampak Covid-19 di bidang sosial budaya. Selama ini tradisi gawai padi dilaksanakan setiap tahun disertai tradisi membuka kesempatan bagi tamu dan orang luar untuk bertandang. Namun, sesuai hasil rapat dan kesepakatan lembaga adat yang dikuti oleh ibu Murniati baru-baru ini, gawai padi tetap akan diadakan secara serempak di seluruh kampung di Desa Lubuk Sabuk, Kec. Sekayam, Kab.Sanggau. Gawai padi akan dilaksanakan pada 23-24 Mei 2020 itu, tidak akan melibatkan banyak pihak. Orang luar tidak akan diperkenankan datang. “Gawai padi hanya akan dilakukan dengan ritual adat di tempat keramat Tampun Juah dan Pedagi Guna. Tidak akan ada hiburan, tradisi berkunjung ke rumah-rumah warga juga ditiadakan,” jelas Ibu Murniati.
Sementara itu, anak-anak pelajar dan mahasiswa tetap belajar dari rumah. Para generasi muda bangsa di Desa Lubuk Sabuk terdiri pelajar SD, SMP, SMA mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh tenaga pendidiknya dari rumah. Para mahasiswa yang pulang kampung di wilayah Tampun Juah tetap mengikuti perkuliaan secara online dari rumah. Akses sinyal yang relatif baik di beberapa daerah di sini mendukung tetap berlanjutnya proses pendidikan bagi generasi muda Tampun Juah.
Masa darurat pandemi Covid-19 ini turut “mengajarkan” komunitas adat Tampun Juah Kampung Segumon untuk memikirkan cara-cara bagaimana memaksimalkan segala potensi sumber penghidupan tersisa yang masih dimiliki, baik individu maupun kolektif untuk terus melanjutkan kehidupan. Itulah strategi kebudayaan yang dijalankan untuk menjawab tantangan kehidupan.
Penulis teks: Th. Duyung, Bendi, Nanik, Oktavian. Foto: Bendi. Editor: Giring & K. Gunui’.
Memasak menggunakan kayu api memiliki keunikan. Pertama , aroma masakan wangi lebih sedap. Kedua memanfaat hasil hutan seperlunya. Ketiga secara ekonomis lebih hemat. Keempat tetap mewarisi kebiasaan baik secara turun temurun. Kelima ada kepuasan bathin dalam proses mencari kayu api hg ke memasak. Keenam abu arang dapur dapat dimanfaatkan untuk penyubur tanaman. Ketujuh kebiasaan n kelengkapan hidup orang daya musti memiliki dapur kayu yg multi fungsi. 7 point ini merupakan aktivitas yg pas dlm suasana co 19 bahkan seterusnya. Bagi Shinta setiap orang musti mandiri dalam banyak hal. Terima kasih