Geliat Pendidikan Wajib CU Filosofi Petani Pancur Kasih Di Seringkong, Sunge Kutanan, Desa Kuala Dua

650 Views

Penulis: Weni Dayong Bejuah & Manuk Kitow | Foto: Calvin/ID | Editor: Giring

Seringkong, Kuala Dua, Kembayan, KR – Kesenjangan sosial ekonomi semakin terasa. Keadaan ini dialami mayoritas warga hingga ke kampung-kampung. Sumber-sumber penghidupan dan ekonomi masyarakat di akar rumput menghadapi ancaman penggusuran, langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan alam rusak tergerus berkelanjutan. Tak disangkal inilah akibat watak serakah manusia yang ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya untuk kepentingannya. Krisis air, pangan, krisis ekologis dan iklim, dan sumber-sumber pemenuhan kepentingan umum berawal pada krisis moral; watak serakah dari kehendak menguasai segala-galanya.

Bumi Kalimantan yang kaya dengan beragam spesies tumbuh-tumbuhan dan hewannya serta predikatnya sebagai “paru-paru dunia” tak lama lagi tinggal jadi cerita masa silam.

Hubungan sosial ekonomi dikuasai oleh mereka yang memiliki akses pada kekuasaan dan modal. Struktur sosial ekonomi timpang. Jarak antara orang yang “berpunya” dan orang yang “tak berpunya” semakin lebar. Ketidakadilan adalah kata kuncinya. Bagaimana menurut Anda?

Fakta menunjukkan sampai sekarang harga tak pernah berpihak pada hasil usaha pertanian rakyat. Sektor ekonomi informal bagi masyarakat di kampung-kampung tidak didukung para pengambil kebijakan pemerintah.

Warga harus berjuang berdikari. Bergerak menghidupi kebutuhan diri sendiri dengan upaya dan modal seadanya. Jika tidak bersatu, berhimpun dalam sebuah wadah saling percaya, maka niscaya bisa saling membantu satu sama lain. Rakyat mesti menjadi subjek pelaku penentu bagi perubahan nasibnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *