PERSEKOLAHAN SANTO FRANSISKUS ASISI, PONTIANAK SEJAK TAHUN 2002 MELAKSANAKAN PENGAJARAN CREDIT UNION: CATATAN REFLEKSI

1.560 Views

PCU di PSFA adalah PCU Gerakan Konsepsi Filosofi Petani yang memiliki ciri khas, salah satunya yang utama adalah pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis 4 (empat) jalan keselamatan yakni kebutuhan dasar yang terintegrasi satu sama lain, meliputi kebutuhan spiritual-ritual, makan-minum, keberlanjutan dan kebutuhan sosial/kerja sama. Dalam prosesnya diterapkan dengan pendekatan pemberdayaan holistik, mencakup seluruh aspek kehidupan (moral, sosial budaya, ekonomi, ekologi).  

PCU bisa diintegrasikan dalam MAPEL lain yang relevan terutama di masa pandemi ini. Sedangkan untuk proses penilaiannya kepada peserta didik, guru bisa memberikan penghayatan pembelajarannya melalui metode afirmasi, misalnya pada saat mau mulai dan pembukaan mengajar belajar dengan  mengintegrasikannya dalam doa sebagai motivasi belajar PCU dengan sungguh dan tuntas. 

Selain itu juga dengan memantau dinamika diskusi peserta didik melalui WAG peserta didik MAPEL PCU yang di dalamnya juga ada guru di situ. “Guru bisa gunakan metode afirmasi dengan memasukkan unsur doa dan motivasi belajar PCU dengan sepenuh hati dan juga  ikut serta jadi anggota  WAG bersama peserta didik PCU  untuk memantau dinamika diskusi para peserta didik,” saran Silvia Sayu.

Sementara itu terkait sumber bahan ajar, Georgius, guru PCU mengharapkan agar pihak Yayasan dapat menyediakan buku khusus untuk MAPEL PCU. “Saya kesulitan mencari sumber bahan ajar yang sesuai. Mungkin pihak Yayasan bisa memfasilitasi penyediaan buku khusus MAPEL PCU. Kan, modulnya sudah ada,” harap Pak Geor.M

Georgius, yang juga Kepsek SMA St. Fransiskus Asisi, Pontianai ini juga mengharapkan agar ke depannya pihak Yayasan bisa menyediakan buku khusus Mapel PCU.

MULOK BUDAYA DAN MULTIKULTUR

PSFA, Pontianak khususnya SMP sejak 2008 menerapkan pendidikan MULOK budaya dan multikultur dengan tujuan memperkenalkan adat dan tradisi lokal dan keragaman budaya dari berbagai etnik di Kalimantan Barat. Sehubungan dengan itu, Adrianus mengatakan di tahap awal peserta didik diberi pelajaran MULOK budaya dan multikultur terlebih dahulu. Di kelas berikutnya baru PCU. “Untuk kelas 7 kita mulai dengan pelajaran MULOK budaya dan multikultur di Kalbar dulu, baru kelas berikutnya PCU. Ini tujuannya agar peserta didik di SMP PSFA mendapatkan pengenalan yang beragam dan bernilai lintas budaya, tapi juga pengenalan mengenai prinsip, nilai dan karakteristuk CU Gerakan Konsepsi Filosofi Petani,” pungkas Adri. Kepsek SMP St. Fransiskus Asisi periode 2005-2018 ini juga mengusulkan agar pengajaran MULOK budaya dan multikultur di PSFA juga diberi ruang untuk direfleksikan dan dievaluasi bersama demi pengembangannya dan untuk peningkatan kapasitas gurunya di masa mendatang. 

Penulis: Giring. Foto: Boni Linggi. Editor: Giring & K. Gunui’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *