PERSEKOLAHAN SANTO FRANSISKUS ASISI, PONTIANAK SEJAK TAHUN 2002 MELAKSANAKAN PENGAJARAN CREDIT UNION: CATATAN REFLEKSI


Pontianak, KR–Belum lama ini, Rabu (12/5/2021), enam guru PSFA, terdiri dari 2 Kepsek, 2 Waka Kurikulum dan 2 pengampu pengajaran CU berdiskusi bersama Tim LitbangĀ dan Pengurus Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih. Pertemuan berlangsung di ruang rapat YKSPK, di kompleks PSFA, Siantan. Pertemuan dengan Prokes ketat ini khusus membahas agenda refleksi dan evaluasi pengajaran CUĀ di PSFA, Pontianak.
Sejak 2002 silam, PSFA, baik SMP maupun SMA telah mengajarkan CU kepada peserta didiknya. Walaupun sudah cukup lama, tapi kita harus melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pengalaman mengajar belajar CU tersebut. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. Hal tersebut dinyatakan oleh Ansilla Twiseda Mecer, Ketua Yayasan saat membuka pertemuan itu. “Refleksi dan evaluasi untuk pendidikan dan pengajaran CU di PSFA sangat diperlukan, terlebih di era pandemi ini. Kita harus mengenal secara cerdas dan kritis apa saja tantangan dalam proses mengajar belajar CU bagi peserta didik kita,” jelas Ansilla.
Hadir juga dalam refleksi dan evaluasi tersebut Dr. Silvia Sayu. Koordinator LITBANG YKSPK ini mengatakan, meskipun kita sudah punya modul pengajaran CU untuk persekolahan kita ini tapi kita tetap harus mengevaluasinya secara lebih serius lagi, baik terkait proses maupun substansinya. “Saya tahu kita sudah ada modul PCU untuk persekolan kita ini (Red: PSFA, Pontianak) sejak beberapa tahun lalu. Bahkan secara terbatas pernah diberi masukan juga oleh teman-teman penggiat CU Gerakan, tapi kita tetap harus melakukan refleksi dan evaluasi terkait substansinya, pengalaman mengajar belajarnya, dan juga tantangan yang dihadapi guru PCU,” ungkap Silvia Sayu yang juga dosen di FKIP Untan, dan pernah menjadi Ketua Pengurus CU Canaga Antutn, Menyumbung ini.
TANTANGAN DAN HARAPAN
PSFA Pontianak memang telah punya pengalaman cukup lama mengajarkan CU sebagai MAPEL MULOK untuk peserta didiknya di SMP dan SMA. Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK) memang sangat mendukung PCU di PSFA. Namun sejak Pendidikan Nasional menggunakan Kurikulum 2013 (kini Kurikulum 2013 Revisi), PCU di PSFA terpaksa diintegrasikan dengan MAPEL lain yang relevan. Karena tuntutan Kurikulum 2013 Revisi, beban MAPEL yang diwajibkan cukup berat sehingga nyaris tidak ada waktu khusus bagi PCU.
PCU di PSFA kontekstual dan relevan. Lebih dari sekedar kebutuhan. Ekonomi kerakyatan, ekonomi gotong royong, ekonomi Pancasila ini wajar sekali diajarkan di sekolah-sekokah di Kalbar ini–mengikuti pengalaman di PSFA, Pontianak.
Dikatakan kontekstual dan relevan karena Provinsi Kalbar ini adalah provinsi di Kalimantan yang sejak 1990-an akhir hingga sekarang menjadi tempat tujuan belajar tentang gerakan CU oleh banyak kelompok masyarakat dari luar Kalbar bahkan dari manca negara.P
PCU di PSFA tak luput dari tantangan di era pandemi ini. Kehadiran peserta didik tak bisa full seratus persen. Ini menyebabkan keterampilan dan pengetahuan CU tidak merata bagi semua peserta didik. “Kehadiran peserta belajar online tak bisa seratus persen. Hal menyebabkan tak semua peserta didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang CU,”ujar Pak Aleks, guru PCU untuk SMP kelas 7 dan 8.
CU GERAKAN KONSEPSI FILOSOFI PETANI