IDENTITAS DAYAK BUKAN DITENTUKAN AGAMA MODERN

2.329 Views

Beranjak dari berbagai keingintahuan tentang kebudayaan Dayak yang disampaikan oleh peserta tersebut, Krissusandi Gunui’ memulai materinya dengan memperkenalkan sejarah singkat berdirinya ID, hingga kiprah ID dalam memelihara kebudayaan dayak selama kurang lebih 28 tahun ini, sekaligus menyampaikan perspektif ID tentang kebudayaan Dayak itu sendiri. Respon dari beberapa mahasiswa menambah diskusi semakin berkembang. Fenomena sosial yang mempengaruhi kebudayaan Dayak yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dewasa ini pun tak luput dari pembahasan. Seperti dampak kerusakan lingkungan kepada kebudayaan dayak, hingga pandangan yang keliru, namun justeru berkembang dengan baik di masyarakat Kalbar, seperti “fenomena perubahan identitas suku yang dikarenakan berubahnya kepercayaan dan agama”.

 “Ya… tentu aneh, di mana seorang Dayak jika beralih kepercayaan/agama, misalnya dari sebelumnya memeluk agama adat atau asli, atau agama Katolik kemudian masuk agama Islam, orang tersebut sudah dianggap atau menganggap dirinya bukan Dayak lagi. Tentu hal tersebut tidak benar, yang beralih adalah agama/kepercayaannya tetapi etnis/sukunya tentu tetap Dayak,” ujar Gunui’ merespon diskusi yang hangat tersebut.  

This image has an empty alt attribute; its file name is MoU1-900x414.jpg
Serah terima MoU tentang kerjasama ID & FIPPS IKIP-PGRI Pontianak

Di penghujung kuliah, ditandai dengan penandatanganan MoU antara IKIP PGRI Pontianak yang diwakili Dekan FIPPS IKIP-PGRI Pontianak, Eka Jaya Putra Utama, M.Pd, dengan Institut Dayakologi yang diwakili oleh Direkturnya, Krissusandi Gunui’. MoU itu tentang kerjasama di antara kedua lembaga tersebut.

Florentina S. salah satu peserta kuliah umum mengaku senang dengan diadakannya kuliah umum tersebut, “senang karena mendapat pengetahuan-pengetahuan baru tentang kebudayaan di Kalimantan Barat, khususnya kebudayaan Dayak. Saya harap ke depannya pelestarian kebudayaan dan pemberdayaan masyarakat Dayak oleh Dayakologi dapat dituangkan dan ilmunya dapat diberikan kepada para mahasiswa sebagai bahan pembelajaran,” harap mahasiswi prodi Sejarah asal Ketapang tersebut.


Satu tanggapan untuk “IDENTITAS DAYAK BUKAN DITENTUKAN AGAMA MODERN

  • 17 Juli 2019 pada 10:31 am
    Permalink

    Upaya yang baik. Salam sehat dan semangat buat semua. Salam juga buat Om John Bamba kawan lama sejak awal ID dibangun. Tabek dari saya, Mering Ngo di Kota Bekasi, Jawa Barat.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *