Enggang Gading: Sang Maskot Identitas Borneo Terancam Punah

2.916 Views

Penulis: Yeremias. Foto: Medi. Editor: K. Gunui’.

Pontianak, KR–Canopy Center Pontianak menjadi tempat berkumpul bagi sejumlah pemerhati dan pecinta alam, konservasi, budaya dan lingkungan dari kelompok CSO (Civil Society Organization), mahasiswa, jurnalis hingga perwakilan pemerintah, pada Rabu malam 26 Februari 2020 kemarin. Cafe sekaligus hostel yang berada di jalan Purnama 2 Pontianak ini dijadikan tempat nobar film Enggang Gading, film dokumenter karya Rangkong Indonesia, sebuah lembaga yang konsen pada kerja konservasi dan pendidikan enggang di Indonesia. 

Peserta Nobar & Diskusi Mencari Enggang Gading

Satu Tahap Menuju Kepunahan

Film berdurasi kurang lebih 12 menit tersebut menampilkan ekspedisi tim Rangkong Indonesia yang menjumpai tempat bersarangnya Rangkong Gading di salah satu hutan tropis Kalimantan Barat. Di akhir tahun 2015, IUCN telah menaikkan status Rangkong Gading dari Near Threatened menjadi Critically Endangered, satu tahap lagi menuju kepunahan. Sementara itu, Konvensi Perdagangan Jenis Terancam Punah (CITES), telah mencatat burung ini dalam daftar Appendix I, atau terancam dari segala bentuk perdagangan, papar Yokyok “Yoki” Hadiprakarsa, Pendiri/Peneliti Pertama Rangkong Indonesia. Rangkong Gading menghuni hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon besar dan tinggi pada hutan dataran rendah dan hutan bawah pegunungan sampai pada ketinggian 1500 mdpl. “Ia bisa dijumpai di Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, Thailand, dan populasi kecil di Myanmar. Indonesia memiliki habitat Rangkong Gading terluas”, tambahnya.

Usai pemutaran film dan pemaparan singkat seputar proses pembuatan film oleh Yoki, acara dilanjutkan dengan Diskusi yang dimoderatori oleh Deni Sofian, Canopy Center Pontianak, dihadirkan pula Budi Suriansyah, Penggagas Maskot Kalimantan Barat dan Krissusandi Gunui’, Direktur Eksekutif Institut Dayakologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *