Sang Penabuh Kebudayaan Tanah Borneo Mangkat
Selamat Jalan Romo Hardaputranta, SJ
Tokoh Sentral Penanggungjawab dan Pendiri LP3S – IDRD, cikal bakal Institut Dayakologi (ID) yang kini menjadi Pusat Advokasi dan Transformasi Kebudayaan Dayak
Semarang—Romo Hardaputranta, SJ (77) anggota Ordo Serikat Jesus (Jesuit) Provinsi Indonesia telah meninggal dunia. Romo Harda menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (6/3/2020), pukul 07.33 Wib di RS. St. Carolus, Jakarta. Sebagaimana dilansir Sesawi.net, diberitakan bahwa jenazah almarhum disemayamkan hari Jumat, 6 Maret 2020, di Kolese Kanisius, Jakarta. Kemudian perayaan Ekaristi pada 6 Maret 2020 jam 20.00 WIB. Sabtu (7/3/2020) jam 10.00 WIB, misa requiem di Gereja St. Theresia Paroki Bongasari, Semarang, dan dilanjutkan dengan pemakaman di Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergas, Ungaran.
Romo Hardaputranta, SJ dan LP3S – IDRD
Romo Hardaputranta adalah seorang imam Jesuit kelahiran Ambarawa pada 22 Februari 1943 dari pasangan suami istri Nicolaus Sukahar Hardawiryana dan Fransiska Sudarinah Hardawiryana. Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Hardaputranta muda tertarik menjadi seorang imam dan kemudian melamar ke Serikat Jesus dan diterima. Ia memulai masa novisiat pada 7 September 1962 di Novisiat St. Stanislaus. Kemudian pada 8 September 1964 ia mengucapkan kaul pertama dan ditugasi untuk melanjutan ke jenjang formasi juniorat selama satu tahun (1964-1965) di Kolese St. Stanislaus, Girisonta. Setelah luluh formasi filsafat di Pullach, Jerman selama tiga tahun (1965-1968), ia ditugasi untuk menjalani Tahap Orientasi Kerasulan (TOK) di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yakni menjadi Asisten Direktur (1968-1970). Kemudian selama 3 tahun (1970-1973) ia menjalani formasi Teologi di Institut Filsafat dan Teologi (sekarang Fakultas Teologi Wedabhakti-Universitas Sanata Dharma) Yogyakarta.