Sanggar Asisi Batuah Persekolahan Asisi, Pontianak Persembahkan Tarian Pangsuma di Acara Pembukaan RAT CU Gerakan Konsepsi Filosofi Petani Pancur Kasih


Penulis: Manuk Kitow | Editor : R. Giring
Pontianak, KR – Komplek STT Pastor Bonus, Siantan, Pontianak Utara, jam 09.00 pagi, Kamis (21/3/2024), itu terasa meriah. Lebih dari 100 peserta RAT CUG-KFPPK Tahun Buku 2023 memasuki aula. Mereka disambut kreativitas musik tradisional dari Sanggar Batuah, Persekolahan Asisi, Pontianak.

Persembahan berdurasi 10 menit itu mengisahkan perjuangan sosok pahlawan Kalbar asal Meliau Kab. Sanggau, yakni Pangsuma. Harmoni petikan sape’, bersama tabuhan bedug, pukulan gong, dau, dan silotuang mengiringi tarian dan syair yang menceritakan semangat juang Pangsuma bersama rekan-rekannya saat menyerang pasukan tentara Jepang yang senantiasa diingat masyarakat Kalbar, terutama yang berada di daerah Meliau, Toba, Tayan, Batang Tarang, dan sekitarnya.
Paskalis, pelatih dan pendamping Sanggar Asisi Batuah, Persekolahan St. Fransiskus Asisi, Pontianak mengaku cukup puas dengan penampilan para siswanya yang sering meraih prestasi dalam berbagai ajang seni tersebut.
Prestasi Sanggar Asisi Batuah
Pada 2022, dalam ajang FLS2N cabang musik tradisional berhasil Juara 2 tingkat Kota. Di tahun yang sama, Juara 2 tingkat provinsi. Tahun 2023, Sanggar Asisi Batuah juga Juara 1 tingkat Kota FLS2N cabang musik tradisional, dan di tahun yang sama, untuk cabang musik tradisional meraih Juara 2 tingkat provinsi.
Lihat juga: https://kalimantanreview.com/diskusi-buku-menjadi-acara-puncak-perayaan-hut-ke-42-ykspk-persekolahan-st-fransiskus-asisi-pontianak/
Tahun 2023, di tingkat nasional, SMP St. Fransiskus Asisi masuk dalam 11 sekolah terbaik se-Indonesia untuk kreativitas musik tradisional yang terkonek dengan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) sekaligus memperoleh penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
CU Gerakan Harus Punya Nilai Plus
Mantir Pancur Kasih (Ketua GPPK & Ketua GCU-FPK), John Bamba mengapresiasi persembahan para pelajar dari SMP St. Fransiskus Asisi, Pontianak itu. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa para seniman harus terus berusaha mengeksplor kekayaan seni dan budaya Dayak.