LAKUKAN MEDIA BRIEFING, WALHI SOROTI MASALAH SOSIAL EKOLOGIS AKIBAT AKTIVITAS PT. MP

691 Views

Dampak aktivitas ekonomi ekstraktif PT. MP sejak 2020 sampai sekarang menyebar luas hingga di wilayah Kab. Ketapang dan KKU.Sejak tahun 2020-2021, perusahaan HTI tersebut menggarap hutan dan lahan di wilayah kelola warga. Dampak aktivitas PT. MP di Kab. Ketapang terdapat Desa Sekucing Kualan, Labai Hilir, Sekucing Labai, Balai Pinang Hulu, Semandang Kiri, Pauh Concong, dan Semandang Kanan.

Dampak kehadiaran PT. MP juga dirasakan di beberapa desa di wilayah Kabupaten Kayong Utara, seperti Desa Batu Barat, Sungai Mata-mata, Sungai Padua, Sungai Sepeti, dan Sungai Sebatang. “Dampak aktivitas perusahaan HTI ini sebenarnya dialami 6 desa, termasuk juga di Desa Padu Banjar,” Pungkas Yetno BW, aktivis LinK-Ar Borneo, saat menambahkan keterangan Adam.

Aktivitas perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan itupun mengakibatkan degradasi hutan alam dan kawasan hutan gambut, serta mengancam keberlanjutan keanekaragaman hayati dan kedaulatan masyarakat adat/lokal atas sumber daya alam. Alih fungsi hutan dan lahan oleh perusahaan HTI juga berakibat pada ancaman hilangnya mata pencaharian warga berbasis hutan dan lahan, seperti berladang, meramu dan mengumpulkan hasil hutan.

Baca juga: https://kalimantanreview.com/dewi-penerus-tradisi-dayak-simpakng-yang-menginspirasi/#comment-2505

Dalam pengantarnya, Direktur Walhi Kalbar, Hendrikus Adam juga menegaskan pihaknya bersama sejumlah CSO yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil tetap mengawal kasus tersebut.

“Kami tetap mengharapkan berbagai pihak untuk bersama-sama mendukung perjuangan warga mempertahankan kontrol mereka atas tanah mereka,”harap Adam.

Menindaklanjuti laporan

Sementara itu, terkait laporan Koalisi Masyarakat Sipil, Sutaryono, Analis Pengaduan Komnas Ham Kalbar berjanji akan menindaklanjuti laporan yang disampaikan ke Komnas Ham apabila laporan telah dilengkapi surat kuasa dari warga korban kepada pelapor.

“Kami tentu akan menindaklanjuti laporan tersebut apabila sudah dilengkapi dokumen surat kuasa dari warga korban,” kata Sutaryono yang didampingi rekannya dari Komnas Ham Kalbar.

Komik “Orang Sabar Bubu Penjaga Tanah Leluhur”

Salah satu pilihan yang ditempuh Walhi Kalbar yaitu mendokumentasikan perjuangan warga melalui sebuah komik berjudul “Orang-orang Sabar Bubu – Penjaga Tanah Leluhur”. Komik dibuat dengan bekerja sama dengan ilustrator yakni Maratuhsholilah dan Fiki Maswandi.

“Seni ilustrasi memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan untuk mempengaruhi pandangan publik, membangun kesadaran dan solidaritas masyarakat, dan mendorong adanya dialog,” ujar Maratuhsholilah.

Walhi Kalimantan barat mengajak para pihak untuk mengetahui dan menyebarluaskan informasi tersebut. Mendorong pembangunan berkelanjutan dengan menjunjung penghormatan terhadap hak-hak komunitas dan lingkungan di wilayah pengembangan usaha berbasis hutan dan lahan perlu terus dilakukan di tengah masih terjadinya ketidakadilan yang dialami masyarakat akar rumput.

Dalam media briefing tersebut diundang belasan media lokal dan media nasional, beberapa CSO di Kalbar, Dinas LHK Kalbar dan Komnas Ham Kalimantan Barat.[*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *