KEBAT, KAIN TENUN IBAN SEBARUK DUSUN SUNGAI SEPAN TERANCAM TAMAT


Sambil memperlihatkan “kebat”, kain tenun warisan dari orang tuanya, Ayang menambahkan jika dia bersama ibu-ibu yang lainnya siap belajar bersama untuk menghidupkan kembali pengetahuan asli menenun khas Iban Sebaruk di kampungnya.
Iban Sebaruk di Kab. Sanggau menyebar di dua desa yaitu Malenggang dan Sungai Tekam, Kec. Sekayam, berbatasan dengan Sarawak, Malaysia dan Kab. Sintang.
Tim Institut Dayakologi dan penulis pada, Jumat (17/6/2022) berdialog dengan ibu-ibu dan warga tentang keterampilan menenun “kebat” kain tenun asli Iban Sebaruk di Sungai Sepan yang terancam punah.
Di Kabupaten Sanggau, Subsuku Dayak dari rumpun Ibanik yakni Iban Sebaruk belum terlalu dikenal dibandingkan Subsuku Dayak lainnya. Sedangkan di daerah Kab. Sintang dan Kapuas Hulu, beberapa Subsuku Dayak dari rumpun Ibanik, di antaranya Iban dan Dsa masih terus berusaha melestarikan pengetahuan asli warisan tradisi nenek moyang mereka khususnya dalam keterampilan menenun ini.
REVITALISASI
Direktur Institut Dayakologi, Krissusandi Gunui’ mengatakan jika pihaknya akan merevitalisasi kerajinan tenun khas Iban Sebaruk tersebut. ID akan mendampingi warga Iban Sebaruk, Sungai Sepan untuk merevitalisasi kerajinan tenun aslinya. “Kami mendukung tekad warga Sungai Sepan ini sesuai kemampuan kami. Jaringan ID bisa kita maksimalkan. Yang penting semangat kerja sama dan kekompakkan kita terus dijaga. Bagaimana pun, peran pendamping dan pihak lain hanya bersifat dukungan dan menggerakkan saja. Yang paling utama adalah semangat belajar dan saling memberi dukungan di antara warga Iban Sebaruk di Sungai Sepan ini, ” ujar Gunui’, putera Dayak Dsa, masih rumpun Ibanik ini semangat.***