PUAK DAYAK YANG RISAU
Sajak: Iwan Djola
Antu Belau berbisik desis kepadamu wahai : Walau sudah tiada. Betang adalah pustaka. Kisahnya mungkin legenda, tapi Semangatnya tetaplah Pusaka.
Pendidikan telah membuatmu memahami. Dan. Di Ufuk Kesepahaman itu terbitlah cinta. Oleh cinta Penompa merajut kesabaran. Di rimba Belantara kesabaran itulah sentua memasang pasak Kesatuan. Demikianlah wahai anak cucu Macan Buri’ Macan Caki’, bala Kek Gila. Anak kandung hutan lindung, Riam geram, Bukit alit, Bidoih yang berpura tak perih.
Apakah kau :
Bidayuh, Bisomu, Banyuke? Desa, Darok? Engkarong? Golik? Hibun? Jangkang? Kopa? Keneles, Ketungau Sesaik? Keramai? Laya? Mayao, Mudu, Muara, Mali? Punti, Peruan, Panu, Pompakng, Pangkodatn? Sebarok, Sum, Sisakng, Sami, Senangkan, Semalak, Sungkung? Taba, Tobak, Tinying?
Masih adakah jiwa pada sisa suaramu?