Institut Dayakologi jadi Narasumber Dalam Webinar “Normal vs New Normal: Refleksi Antropologi”

1.674 Views

Teks: Yeri & Manuk Kitow | Foto: Sarita | Editor: Giring & Tim Redaksi

Sharing ID dalam webinar ini didasarkan atas refleksi dan pengalaman panjang Institut Dayakologi bekerja di lapangan bersama berbagai komunitas, terutama masyarakat adat Dayak di berbagai daerah di Kalbar.

Narasumber dari Institut Dayakologi, Giring mengatakan bahwa kearifan lokal yang bersumber pada nilai sosial budaya orang Dayak menjadi semacam pedoman dalam berelasi dengan sesama-alam-Sang Pencipta selama ini merupakan modal sekaligus model untuk mitigasi maupun adaptasi terhadap pandemi Covid-19.

“Sekarang adalah momentum untuk memperkuat dan meningkatkan daya manfaat dari 7 nilai sosial budaya dalam menjalankan strategi mitigasi dan adaptasi pandemi Covid-19 untuk keseimbangan, keharmonisan (kenormalan) dunia bersama ini,” ujarnya.

Mengutip John Bamba (2000) “7 Tuah Manusia Dayak”, Giring mengatakan bahwa ini merupakan nilai sosial budaya—bagian dari kearifan lokal masyarakat adat Dayak yaitu: (1) Ritual-spiritual, (2) Kebersamaan/solidaritas/kolektivitas, (3) Kesinambungan/kelestarian, (4) Subsisten/prinsip ketercukupan, (5) Kepatuhan pada adat istiadat & hukum adat, (6) Alamiah/naturalitas, dan (7) Keanekaragaman/diversitas. Dia juga melihat bahwa momen seperti saat ini adalah peluang meningkatkan kreatifitas agar bisa terus survive, sebab pascanya (berakhirnya) Covid-19 ini belum bisa diprediksi.

Sedangkan Bambang Setiawan menandaskan perlunya menumbuhkembangkan sodalitas atau jalinan kolektivitas di level bawah, menumbuhkan kepercayaan pada sarana publik dengan berbagai apresiasi, dan membuka tawaran ekonomi baru terhadap pola hidup yang berubah.

Webinar dengan 50 lebih peserta ini dihelat pada, Kamis (30/7/2020), jam 19.00 Wib – usai, atas kerjasama Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) PengDa Kalbar dengan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI). Opening Speech adalah Prof.Dr.Pawennari Hijjang, MA, Kordinator AAI Wilayah Sulawesi dan Kalimantan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *