DAYAK BUKAN BUDAK, BAPAK-BAPAK!


Sajak Kusni Sulang
seperti siapa pun, tentu saja dayak tak pernah kurang keberanian sejak berabad hutan, sungai, gunung, langit dan riam-riam mengenalnya
yang kucemaskan adalah kekalapan di ujung kebuntuan menjelma amok yang mencelakakan oleh kehilangan demi kehilangan menyambung keterpojokan
sedang tabalong tanah kelahiran dayak tercatat pada nama dan kuburan leluhur sisa hutan dan satwa mengenal dan mengingatnya para dewa mencatatnya di ingatan
tersimpan pada mata mandau mata tombak yang amis berkarat sampai di tabalong dari tatapan tajam diasah kemarahan diipuh keterdesakan
dayak makin ke pedalaman makin ke puncak kulihat di tabalong keadaan sangat darurat dari tabalong hingga perbatasan republik seperti juga indonesia menjadi papan nama sangat rapuh
dirasakan sebagai nama dari penjajahan baru merah putih tak lain dari racun penipuan dikibarkan untuk seakan-akan negeri merdeka sedangkan kemerdekaan telah menjadi dongeng aku tulis baris-baris ini mengabarkan keadaan darurat
republik dan indonesia dikhianati para pejabat aku tulis baris-baris ini mengabarkan kepada dunia sebelum dayak meletakkan mangkok merah menjaga martabat tabalong tanah dayak