Dalami Literasi Kebudayaan Dayak, SMA Pelita Cemerlang Kunjungi Institut Dayakologi

692 Views

Penulis: Manuk Kitow | Foto & Video: Roni/Dokpub ID | Editor: R. Giring

Pontianak, KR – Siang, Jumat (10/2/2023), sekitar pkl. 10.30-13.00 WIB, situasi di Institut Dayakologi (ID) berbeda dari biasanya. Sebuah bus terparkir di halaman gedung ID. 21 pelajar berkaos seragam SMA Pelita Cemerlang, Pontianak didampingi empat guru pendampingnya berkunjung ke ID.

Setelah disambut di ruang tamu, rombongan kunjungan belajar itu diundang naik ke ruang Jurung ID untuk melanjutkan dialog kebudayaan Dayak bersama Direktur Institut Dayakologi.

“Yook… kita ke lantai 2, ke ruang Jurung saja, ya supaya kita bisa lebih santai,” ajak Kak Duyung kepada rombongan dari SMA Pelita Cemerlang yang sekolah full day itu sambil menuju gedung pertemuan berciri khas rumah adat Dayak Jalai itu.

Guru pendamping, Agnes Tasya, S.Pd mengatakan, 21 pelajar Kelas X Beta berkunjung ke ID untuk memperoleh pengetahuan tentang kebudayaan dan Suku Dayak. Dalam rangka melaksanakan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), SMA Pelita Cemerlang juga mengunjungi tempat-tempat yang bercirikan kebudayaan Suku Melayu dan Tionghoa.

“Sehubungan dengan kunjungan ini, melalui Program P5 para pelajar diberikan kesempatan untuk mengalami pengetahuan tentang kebudayaan dan Suku Dayak sebagai proses penguatan karakter dan belajar dari lingkungan budaya sekitarnya. Ini adalah bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka Belajar untuk pelajar Kelas X SMA Pelita Cemerlang, Pontianak,” jelas Agnes.

ID selalu membuka diri dalam bekerja sama dengan para pihak, baik instansi pemerintah maupun ORNOP, termasuk institusi pendidikan formal, misalnya dalam pewarisan kebudayaan Dayak melalui fasilitasi pengajaran muatan lokal atau MULOK budaya Dayak untuk pelajar SD. Ini dimulai sejak tahun 1999.  

“ID adalah pilihan yang tepat karena banyak koleksi dan pengalaman lapangannya di berbagai komunitas Suku Dayak. Kami menugaskan para pelajar agar mendokumentasikan keseluruhan proses selama kunjungan berlangsung. Jadi, kami mohon izin akan memfoto dan memvideokan proses dan objek yang menarik di ID sini,” jelas Agnes yang pernah menggunakan referensi dari koleksi perpustakaan ID pada saat penelitian untuk skripsinya ini.

Guru lainnya yang ikut mendampingi para pelajar dalam dialog seputar kebudayaan Dayak di Jurung ID adalah Wulandara Fransisca Putri Barage, S.Pd, Heni Maryani, M.Pd, dan Fransiskus Kristianus, S.Pd.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *