KOMUNITAS ADAT TAMPUN JUAH KAMPUNG SEGUMON, GUNA BANIR DAN SUNGAI SEPAN IKUTI SEKOLAH LAPANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADAT
Penulis: Nani, Bendi & Manuk Kitow | Foto: Siba | Editor: Giring & K. Gunui’
Tampun Juah, Kecamatan Sekayam, KR—Sekolah Pemberdayaan Masyarakat Adat (SPMAD) di Komunitas Tampun Juah kembali dilanjutkan. Menurut Okta, aktivis ID yang mengkoordinir kolaborasi sekolah lapang itu dengan para relawan CU FPPK Tampun Juah, aktivis Laja Lolang Basua’ (LLB), dan para tokoh masyarakat setempat, kegiatan tersebut terlaksana seiring semakin menurunnya ancaman Covid-19 di wilayah tersebut. Itupun dilakukan dengan tetap menggunakan Prokes. “Sekitar pertengahan tahun 2021 ini, sekolah sempat ditunda mengingat besarnya risiko ancaman Covid-19 di wilayah perbatasan ini. Sebelumnya akhir 2019 dan di awal 2020, sempat dilakukan beberapa kali. Peserta kelompok belajar dari 3 kampung itu hampir 90 orang, terdiri dari perempuan adat, para tokoh adat dan pemuda-pemudi,” jelas Okta.
Siska, aktivis CU FPPK Tampun Juah, yang turut bekerjasama dengan tim di lapangan mengatakan proses sekolah lapang tersebut berjalan lancar. Pemudi Iban Sebaruk ini juga mengatakan jika kelompok belajar begitu semangat dalam diskusi-diskusi kelompok.
Sedangkan Darius Culen, aktivis lapangan ID yang juga pengurus LLB mengapresiasi kerja sama tim lapangan yang turut mempersiapkan pelaksanaan kegiatan di 3 kampung tersebut. “SPMAD diadakan di Kampung Segumon, Guna Banir dan Sungai Sepan pada hari Senin-Selasa (13-14/12), prosesnya langsung didampingi oleh Direktur Eksekutif Institut Dayakologi, Krissusandi Gunui’,” jelasnya.