Pendirian Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih 42 Tahun Yang Lalu Menandai Karya Awal Pemberdayaan Holistik GPPK


Dalam pidatonya pada acara puncak HUT ke-42 YKSPK, Sabtu (29/4/2023), Mantir Pancur Kasih/Ketua GPPK/Dewan Pembina YKSPK, John Bamba mengatakan bahwa pada hari itu adalah momen di mana semua komponen YKSPK berkumpul dengan penuh rasa syukur mengenang kembali peristiwa penting perjalanan Gerakan ini yaitu lahirnya Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK) 42 tahun yang lalu. “Kelahiran YKSPK sekaligus menandai dimulainya karya-karya Pemberdayaan Holistik dari Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK), rumah bersama kita,” ujar John. Dia pun menekankan kepada segenap komponen YKSPK agar siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat; harus menjadi pelaku agar tidak menjadi korban.
Mantir Pancur Kasih mengajak seluruh hadirin mengenang dan mendoakan para pendiri, senior, rekan kerja dan saudara-saudari ideologis kita yang pernah turut serta mengiringi perjalanan Pancur Kasih ini. Mendoakan mereka yang sudah berpulang agar beristirahat dengan damai di sisi Tuhan.
Sedangkan bagi mereka yang masih hidup, namun tidak lagi berkarya di sini, semoga mereka tetap setia membawa Nilai-Nilai Ke-pancur kasih-an di mana pun mereka berada. 42 tahun perjalanan Pancur Kasih telah memberikan banyak sekali pengalaman, pembelajaran dan berkat yang luar biasa. Ribuan atau bahkan mungkin jutaan orang telah merasakan manfaat langsung maupun tidak langsung dari karya-karya Pancur Kasih selama ini. Ribuan orang lainnya telah diberdayakan, dicerdaskan dan diangkat harkat dan martabatnya sehingga dapat hidup dengan layak bahkan dapat menempati berbagai posisi penting di pemerintah maupun di luar pemerintahan. Melalui puluhan organisasi non pemeritnah, termasuk juga sekitar 70 buah Credit Union, yang lahir dari kerja keras dan pengorbanan para aktivis Pancur Kasih di berbagai pelosok tanah air. Gerakan ini telah menyumbangkan berbagai karya pemberdayaan holistik di bidang pendidikan formal dan non formal, ekonomi kerakyatan, sosial-budaya, hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan dan anak, media, pelestarian lingkungan dan lain-lain.
Ketika YKSPK didirikan pada tahun 1981, dimulailah proses perjuangan bersama yang diikuti oleh ribuan orang sehingga membawa perubahan yang signifikan tidak hanya bagi Masyarakat Aadat Dayak di Kalimantan, namun bagi banyak orang lain dengan latar belakang yang beraneka ragam.
Kini setelah 42 tahun berlalu, kita memasuki dunia dengan tantangan dan fenomena yang serba baru dan penuh dengan kejutan. Kemajuan teknologi di bidang Artificial Intelligent (AI) yang bahkan telah berkembang menjadi Artificial General Intelligent (AGI) yang lebih spektakuler saat ini menyajikan realtias dunia baru yang menjanjikan, tidak hanya berbagai manfaat dan kebaikan, tapi juga ketakutan dan kekawatiran yang menyertainya. Mampukah kita menghadapi berbagai konsekwensi dari upaya “berbagai pengetahuan, keahlian dan peran” dengan para robot dan mesin komputer tersebut?
Seperti yang kita ketahui, saat ini sejumlah profesi telah mulai beralih ke tangan para tobot dan mesin komputer, seperti misalnya sopir dan pilot, pekerja pabrik, pelayan hotel, koki dan chef, penterjemah dan penulis, fotografer dan pelukis, programer dan arsitek . . . dan lain-lain.
Sebagai bagian dari komunitas global, kita tidak bisa menghindar dari berbagai kemajuan teknologi dan perubahan tersebut. Kita harus segera mengambil langkah dan menyusun strategi adaptasi agar kita dapat turut serta menjadi pemain dan pelaku dan bukan justru menjadi korban di tengah gelombang perubahan dahsyat tersebut.
Pendidikan yang Memberdayakan yang menjadi mandat utama YKSPK, khususnya melalui Persekolahan St. Fransiskus Asisi ini, harus mampu menjawab berbagai tantangan baru tersebut dengan menghasilkan generasi baru yang tidak hanya melek teknologi melainkan juga memiliki hati nurani, memegang teguh Nilai-Nilai Keasisian yakni Kemanusiaan, Kebersamaan, Kesetiaan, Kebijaksanaan, Kedaulatan, Kelestarian dan Kearifan Lokal. Hanya jika tetap memegang teguh Nilai-Nilai Dasar tersebut dan dengan setia menjalankannya, maka Pendidikan yang Memberdayakan yang dicita-citakan dapat diwujudkan dan tragedi kemanusiaan di mana manusia menjadi pelayan mesin-mesin di masa depan dapat dihindari.
Semoga peringatan 42 tahun YKSPK ini bermakna semakin kuat dan teguhnya komitmen kita dalam memegang teguh Nilai-Nilai Dasar Pancur Kasih, semakin mendekatkan kita satu sama lain dalam perjuangan bersama mewujudkan Visi bersama kita yakni mewujudkan masyarakat yang mampu menentukan dan mengelola kehidupan dalam kebersamaan, dengan semangat cinta kasih hingga mandiri secara ekonomi, bermartabat secara sosial-budaya, berdaulat secara politik dan berkesinambungan. Mantir Pancur Kasih (Ketua GPPK), Dewan Pembina YKSPK menutup pidatonya dengan memohon berkat dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk kesehatan bagi segenap komponen YKSPK serta hadirin dalam mengabdikan diri untuk kehidupan dan keselamatan. Dirgahayu YKSPK. Dirgahayu Pancur Kasih. (*)