“Sebuah Testimoni Seabad Sitor Situmorang”
Oleh: Misbach Tamrin (Pelukis Bumi Tarung Asal Banjarmasin, Kalsel)
MENGENANG tokoh bersejarah yang besar adalah sangat penting sebagai pembelajaran dalam wawasan berbangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai dan menghormati pahlawan, pemimpin serta para pejuangnya yang berkorban buat kemerdekaan.
Baca juga: https://kalimantanreview.com/demi-menapak-dan-menatap-hari-depan-yang-cemerlang/
Jika untuk mengenang dan memperingati seabad Hari Kemerdekaan atau Revolusi Agustus 1945 yang nasional demokratis, di mana kebanyakan orang-orang masa kini menganggapnya mungkin merupakan Indonesia emas, maka berarti kita masih menunggu 21 tahun lagi.
Namun, bagi para pejuang dan pahlawan bangsa yang punya peran dan kontribusi dalam darah, keringat dan airmata, bahkan nyawanya. Dalam pertarungan demi kemenangan Kemerdekaan Indonesia kita itu.
Salah satunya kita tiba kepada momentum mengenang seabad atau 100 tahun kelahiran (2 Oktober 1924- 2024) bersama kiprah juangnya seorang petarung Kemerdekaan Indonesia yang besar, yakni Sitor Situmorang.
Sudah sangat banyak dan padat di antara semua kita telah memberikan testimoni atas keagungan kiprah juang di antara saat-saat seabad telah berlalu kelahiran Sitor Situmorang. Terutama dalam acara pergelaran Pameran Arsip 100 tahun Sitor Sitomorang: “Wajah Tak Bernama”, di Galeri PDS HB Yassin TIM Jakarta pada 2 Oktober 2024 yang lalu.
Saya sendiri secara pribadi, walaupun tidak bisa hadir di acara penting tersebut. Namun, sebelumnya putera Sitor, Logo Situmorang telah mengirimkan paket buku-buku karya Sitor selengkapnya. Meskipun sebagian telah lebih dulu saya miliki di perpustakaan pribadi saya. Karena saya termasuk pengagum atau pengidola beliau. Terutama sebagai penyair besar Indonesia.
Memang keberadaan saya boleh dikatakan sezaman dengan Sitor, meski jauh lebih tua dan senior dari saya. Tapi dalam banyak kesempatan, terutama di sekitar tahun 1960-an, kami sering berjumpa di setiap kegiatan acara-acara ceramah beliau mensosialisasikan ajaran Bung Karno.
Karena Sitor boleh dibilang pendukung, pembela dan jubir kebudayaan yang sangat dekat dengan “Pemimpin Besar Revolusi” pada zamannya. Selain itu juga beliau adalah Ketum Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) pada saat itu.
Melukiskan Figur Sitor