PERSEKOLAHAN ST. FRANSISKUS ASISI, PONTIANAK SELENGGARAKAN SEMINAR PARENTING DI ERA DIGITAL

730 Views

Orangtua, tenaga pendidik dan kependidikan, praktisi pendidikan dan para simpatisannya merupakan para pihak yang potensial diajak kerja sama. YKSPK, melalui Persekolahan Asisi mengembangkan metode pendidikan yang memanusiakan manusia untuk melahirkan lebih banyak generasi yang berbudaya dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama dan lingkungannya.

Anak adalah Aset Masa Depan Keluarga dan Bangsa

Pengalaman menunjukkan bahwa mendidik anak dengan pola asuh yang ideal tidak selalu mudah. Narasumber dari KPPAD, Tumbur Manalu mengatakan anak adalah anugerah Tuhan dan titipan Tuhan yang harus dididik dengan pola asuh yang baik.

Anak adalah aset masa depan, bangsa, negara, dan keluarga. Generasi penerus cita-cita bangsa, serta cerminan dari orangtua untuk kita sendiri. UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

“Kota Pontianak ini sudah termasuk darurat dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Harus dipantau penggunaan aplikasi gadget pada anak kita, ada beberapa aplikasi, seperti VCS (Video Call Sexs) sudah pernah kami temukan kasusnya pada anak SMP di Pontianak ini. Bahkan, kalau di handphone anak bapak/ibu ada aplikasi Walla, nah itu perlu diselidiki atau segera bapak/ibu waspadai,” tambah Tumbur Manalu.

Lebih lanjut, Tumbur menjelaskan bahwa ada 4 (empat) jenis pola asuh yang perlu dipahami oleh orangtua yaitu, pola asuh otoriter, demokratis, negletfull, dan permisif.

“Dari keempat hal tersebut, kesimpulan yang paling perlu diketahui adalah berikan cinta kasih dan perhatian kepada anak, tetapkan ekspetasi yang masuk akal, serta tetapkan aturan dan konsekuensi yang jelas,” tutup Tumbur.

Pendidikan yang Membebaskan di PSFA

Deputi Persekolahan St. Fransiskus Asisi, Georgius memaparkan pengalaman Pendidikan Yang Membebaskan (PYM) di PSFA. PYM adalah proses mencerdaskan dan memartabatkan manusia seutuhnya secara berkesinambungan. Pendidikan formal di PSFA menerapkan pendekatan PYM a la Pancur Kasih. Menurut Pak Geor, ada 7 (tujuh) Nilai Inti Pancur Kasih dalam Spiritualitas St. Fransiskus Asisi yang dikembangkan di PSFA, yaitu kemanusiaan, kebersamaan, kesetiaan, kebijaksanaan, kedaulatan, kelestariaan, dan kearifan lokal.

“Praktiknya adalah dengan mengintegrasikan 7 Nilai Inti Pancur Kasih itu ke dalam kurikulum dengan alat Silabus dan RPP di sekolah. Beberapa praktiknya di antaranya adalah pembiasaan salam “Pace e Bene” di sekolah untuk menghayati salam khas Santo Fransiskus Asisi, tokoh pelindung sekolah, kesempatan bebas berpakaian tapi rapi dan sopan, penguatan kepribadian dan penghargaan atas kreatifitas, adanya kebebasan dan dinamika bagi pelajar dalam belajar menemukan jati diri, pengelolaan kantin dan lingkungan sekolah yang sehat, pembinaan siswa/i penghuni Asrama Pancur Kasih, PPDB tanpa seleksi, dan Pendidikan Mental dan Spiritual untuk membangun citra diri yang positif,” papar Georgius, yang pernah menjabat sebagai Kepala SMA Asisi, Pontianak ini. Seminar diselingi pembagian doorprize. Semoga seminar ini semakin meningkatkan pemahaman bersama antara para guru dan orangtua dalam mendampingi siswa/siswi di PSFA.[*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *