Pemuda Adat Peduli Lingkungan
Peran pemuda sangat penting dan strategis dalam berbagai isu. Salah satunya isu lingkungan hidup. Kekayaan alam beserta isinya perlu perlindungan. Manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna dan berakal budi menjadi penanggung jawab khususnya pemuda. Mengapa pemuda? karena pemuda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan tonggak estafet dan memberikan kepada penerus berikutnya. Karena selain itu, berbicara pemuda pasti yang ada di pikiran kita adalah muda, semangat dan berani. Jadi, pemuda harus memiliki keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi bukan hanya diam dan mengikuti arus atau malah membuka jalan bagi pemodal-pemodal yang lebih banyak merugikan bukan mensejahterakan masyarakat adat. Musnahnya hutan dan isi-isinya akibat dari ekspansi perkebunan dan tambang yang sekarang menjadi musuh terbesar pelestarian alam.
Penebangan hutan, pembakaran lahan skala besar dan polusi dari industri modern adalah penghasil udara kotor (CO2) yang kita hirup setiap hari. Selain dapat mengganggu kesehatan, CO2 juga membuat suhu bumi semakin naik dan ini mengakibatkan perubahan iklim. Contohnya adalah musim kemarau dan musim hujan yang tidak menentu. Seperti panas dan curah hujan yang berlebihan dari tahun-tahun sebelumnya.
Fungsi hutan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya yang tinggal dibumi. Hutan penghasil oksigen (O2) untuk manusia bernafas dan menyimpan karbon. Bisa kita bayangkan ketika CO2 lebih dominan dari O2. Manusia akan menghirup udara kotor dari pada udara segar.
Organisasi Pemuda Menjadi Wadah
Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor hilangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan dan pelestarian alam. Gaya hidup serta pola pikir orang juga semakin modern. Bumi kita ini sudah semakin tua dan rentan terhadap segala bentuk perubahan. Termasuk perubahan iklim. Perlu kesadaran dari kita semua terumata kaum muda. Kesadaran itu harus dipupuk sejak dini. Untuk menghindari hal itu pemuda harus mempunyai kegiatan yang melibatkan orang lain. Berkumpul, berbagi serta bertukar pikiran tentang ide-ide positif yang kemudian bisa dikembangkan untuk kemajuan ke arah yang lebih baik.
Aliansi Masyarakat Adat Nuasantara (AMAN) adalah salah satu organisasi dan lembaga yang konsen terhadap isu lingkungan. Apa kaitannya dengan pemuda? Karena pemuda adalah penerus yang akan melestarikan kekayaan alam. Sehingga AMAN menganggap sangat penting membentuk sebuah organisasi pemuda yang diharapkan mampu menjadi tombak pergerakan dalam pelestarian alam.
Kongres ke- 3 di Pontianak tahun 2007 lalu memandatkan AMAN untuk membentuk sayap organisasi yang diberi nama Barisan Pemuda Adat Nusantara atau yang disingkat BPAN. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 29 Januari 2012 di Bogor. Simon Pabaras dipilih sebagai ketua Pengurus Nasional BPAN. Menurut Simon, pemuda itu harus didefinisikan berdasarkan usia. Di Undang-Undang tentang kepemudaan dirumuskan pengertian pemuda adalah orang yang berusia 16-30 tahun.Tapi pada konteks pemuda adat, BPAN tidak mengacu pada definisi tersebut. Pemuda adat adalah orang-orang muda berusia 16-35 tahun yang berasal dari komunitas masyarakat adat. Alasan diambilnya maksimal 35 tahun karena melihat realitas yang terjadi di komunitas-komunitas masyarakat adat terlambat mendapat pendidikan formal. Sehingga setidaknya berpengaruh juga terhadap perkembangan kapasitas mereka. Selain itu, rentan usia tersebut adalah masa penggodokan ataupun proses menyiapkan diri para pemuda-pemudi ke arah yang lebih matang.
Di Kalimantan sendiri sudah terbentuk 2 pengurus wilayah BPAN yaitu di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Komitmen untuk menjaga kelestarian alam menjadi salah satu janji pemuda adat. Dalam usia yang baru 1 tahun BPAN masih mengacu pada upaya-upaya yang dilakukan oleh AMAN sebagai organisasi induk. Termasuk dalam upaya menghadapi isu perubahan iklim.
Perubahan iklim itu sudah terjadi dan kita tidak bisa lagi memutar ulang waktu. Maka, yang paling penting dilakukan adalah menyiapkan masyarakat adat (termasuk pemuda adat didalamnya) dalam beradaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim tersebut. Contohnya memperkuat masyarakat adat dalam mempertahankan dan mengelola hutan adatnya, melakukan penyadaran kepada masyarakat adat tentang perubahan iklim dan bagaimana beradaptasi dengan iklim yang telah berubah. Membangun kerjasama dengan pemerintah. Salah satunya adalah dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Tahun 2010, AMAN bersama Kementerian Lingkungan Hidup menandatangani nota kesepahaman. Salah satu isi dari nota kesepahaman tersebut adalah melakukan penguatan kader-kader lingkungan. Upaya lainnya adalah melakukan advokasi kebijakan untuk memastikan pemenuhan hak-hak masyarakat adat dalam setiap proses-proses negosiasi (baik di nasional maupun di internasional) yang berkaitan dengan isu perubahan iklim.
Begitu juga dengan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Barat. Memperingati hari Lingkungan Hidup pada bulan Juni 2012 lalu, Walhi dan organisasi pemuda setempat membuat sebuah kegiatan dengan tema “Tanah Untuk Rakyat”. Salah satu rangkaian acaranya adalah penanaman pohon khas lokal. Masyarakat sipil dan pemuda ikut serta ambil bagian dalam penanaman pohon di sekitar tempat kegiatan tersebut. Kegiatan itu dilaksanakan di Rumah Betang Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya.
Banyak hal sederhana yang dapat dilakukan pemuda untuk menjaga lingkungan. Dimulai dari hal kecil dan sederhana dilingkungan sekitar kita. Cara yang paling mudah dapat kita lakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan ikilm yang sudah terjadi dan bersama-sama mencegah.
Dalam setiap pergerakan masyarakat adat, pemuda adalah harapan dan garda depan perjuangan. Kebanggaan menjadi pemuda adalah motivasi untuk kita sebagai kaum muda untuk dapat terus berkarya demi hijaunya bumi kita.***
MARGARETHA CONY