DARI BATAS NEGERI (SEGUMON) UNTUK KOMUNITAS TAMPUN JUAH SEDUNIA: HASIL BUKUDUA – SEMINAR GSTJ TAHUN 2022


Narasumber dari anak muda adalah Ernasari, Trisiska, Willy Jhin, dan Paskalis Bendi.
Ketua panitia, Petrus Kenedy berharap rumusan bukudua dapat dilaksanakan semua pihak. “Saya harap rumusan ini dapat dilaksanakan atau ditindaklunjuti semua pihak, terlebih komunitas Tampun Juah yang ada di Indonesia, Sarawak, Sabah dan Brunei Darusallam,” katanya.
Hal tersebut disampaikannya ketika membaca rumusan bukudua pada Minggu (14/8/2022) di hadapan hadirin dan seluruh perwakilan komunitas.
KESEPAKATAN BUKUDUA
Rumusan kesepakatan Bukudua didasarkan atas pembahasan dan hasil diskusi para pihak yang berlangsung yang meliputi 3 topik sebagaimana disebutkan sebelumnya. Rumusan Bukudua menandai komitmen bersama terkait masa depan Menua Asal Tampun Juah dan Komunitas Adat Tampun Juah sedunia.
Untuk itu, rumusan Bukudua yang semestinya ditindaklanjuti atau dilaksanakan para pihak berikut ini adalah:
- Hakikat Menua Asal Tampun Juah adalah ikatan sosial, budaya dan kesejarahan suku bangsa Dayak rumpun Ibanik dan Bidayuhik yang sebarannya di Indonesia, Sarawak, Sabah dan Brunei Darussalam.
- Gawai serumpun Tampun Juah merupakan even kebudayaan yang menyatukan, mengikat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan suku bangsa Dayak serumpun Tampun Juah yang memiliki memori kolektif hubungan manusia Dayak dengan menua asal Tampun Juah di Segumon, Desa Lubuk Sabuk, Kec. Sekayam Kab. Sanggau Provinsi Kalimantan Barat Indonesia.
- Sejak diinisiasi pada tahun 2017 dan dipertegas kembali tahun 2019, pembangunan Rumah Budaya Menua Asal Tampun Juah menghadapi tantangan pandemi covid-19, oleh karena itu semua stakeholder kembali bersepakat, berkomitmen mendukung, mengawal proses pembangunan Rumah Budaya Menua Asal Tampun Juah.
- Sebagai Kabupaten Budaya, Kabupaten Sanggau memberikan dukungan dan mengakomodir aspirasi masyarakat adat untuk membangun Rumah Budaya Menua Asal Tampun Juah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sanggau dengan hibah sebesar 1 miliar rupiah.
- Pembangunan Rumah Budaya Menua Asal Tampun Juah dapat diakomodir dalam dokumen Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kab. Sanggau untuk mengajukan permohonan dukungan ke Dirjen Kebudayaan Kemendikbud dan Ristek RI.
- Menginisiasi duta budaya dari komunitas Tampun Juah di wilayah Kec. Sekayam dan Noyan untuk mempromosikan dan memobilisasi dukungan pembangunan Rumah Budaya Menua Asal Tampun Juah ke Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam.
- Tiga masyarakat adat penyangga Tampun Juah yang sudah memperoleh SK pengakuan dan perlindungan dari Bupati Sanggau dan SK Hutan Adat dari Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan harus mengisinya dengan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, pemajuan kebudayaan dan pemberdayaan ekonomi berbasis kearifan lokal, serta tetap mengawal proses percepatan pengakuan dan perlindungan wilayah adat dan hutan adat bagi wilayah yang belum memperoleh penetapan pengakuan dari pemerintah.
- Upaya peningkatan kesadaran keadilan dan kesetaraan gender bagi komunitas adat Tampun Juah masih relevan dilanjutkan secara intensif demi mendukung pemberdayaan dan pendidikan perempuan komunitas adat Tampun Juah. Sekolah perempuan adat yang dilaksanakan oleh Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih selama ini masih relevan.
- Generasi muda komunitas Tampun Juah sejatinya adalah pewaris masa depan eksistensi budaya dan wilayah adat komunitas Tampun Juah. Oleh karena itu kaum muda harus diberi ruang yang besar untuk memainkan peran dalam berbagai kegiatan di komunitas.
- Generasi muda Tampun Juah harus kompak, bersatu saling bekerja sama menginisiasi sanggar-sanggar sebagai wadah menghimpun anak muda dan pewarisan seni budaya serta mengurangi dampak budaya luar. Dalam rangka pewarisan kebudayaan kepada generasi muda, perlu melaksanakan pengajaran budaya lokal pada satuan pendidikan tingkat SD sederajat dan SMP sederajat di wilayah komunitas Tampun Juah yang pendampingannya dilakukan oleh Institut Dayakologi.
- Untuk GSTJ yang akan datang mengundang secara khusus anak muda agar berpartisipasi lebih banyak dalam kepanitiaan dan acara-acara gawai.
12. Generasi muda Tampun Juah harus percaya diri dan berbangga hati dengan kebudayaan sendiri.***