MENGENAL TEKNOLOGI DAN PERALATAN HIDUP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DAYAK IBAN SEBARUK

38.615 Views

6. Pengayak

Pengayak merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan padi atau beras dari ampa‘ (ampas) padi. Terbuat dari gerenih, sebuah pengayak dibuat dan digunakan oleh kaum perempuan.

Pengayak, terdiri dari pengayak padi dan beras.

7. Lanyik

Lanyik digunakan untuk membawa padi dari uma (ladang) menuju pondok ladang (langkau uma) atau ketika ke rumah. Sebuah Lanyik terbuat dari gerenih, dan tulangnya terbuat dari kayu kecil (laras), bengkong terbuat dari uwi danan. Lanyik dibuat oleh perempuan maupun laki-laki, namun yang menggunakannya adalah laki-laki. Tinggi lanyik kurang lebih 1 meter.

Lanyik dengan tinggi kurang lebih 1 meter untuk membawa hasil panen padi

8. Mansai dan Cupai keresing

Merupakan alat untuk menangkap ikan dan udang yang terbuat dari uwi (rotan). Kedua alat ini digunakan secara berpasangan, mansai untuk menangkap ikan maupun udang, sedangkan cupai keresing digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan tersebut. Alat ini biasanya dibuat dan digunakan oleh kaum perempuan.

Mansai dan cupai keresing, mansai untuk menangkap ikan atau udang, hasil tangkapan tersebut disimpan di cupai keresing.

Generasi penerus anyaman

Mamak Farel (30), perempuan Iban Sebaruk dari Kampung Sungai Sepan, akhir Juli 2018 lalu, mengungkapkan kepada penulis bahwa pengetahuan dan keterampilannya membuat berbagai kerajinan anyaman itu ia peroleh dan belajar dengan nenek dan ibunya. “Saya belajar menganyam dari mamak dan nenek saya. Kami belajar dari para orang tua, mamak dan nenek, di sela waktu luang sebelum mulai kerja di ladang,” pungkasnya.

Kerajinan menenut kebat sudah punah

Ia juga mengatakan ada yang sudah punah yaitu kerajinan menenun. “Pada zaman dahulu, kain-kain yang digunakan untuk menari atau ritual adat merupakan kain kebat atau tenun yang ditenun sendiri oleh perempuan Iban. Sayang sekali pengetahuan itu sudah hilang dan tidak ada penerusnya lagi. Sebabnya kemungkinan besar besar karena masuknya kain-kain dari luar ke kampung. Selain itu juga barangkali karena proses membuat kain tenun cukup rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama,” jelasnya.

Penulis juga mengamati, generasi penenun di kalangan Iban Sebaruk memang tidak ada lagi. Oleh karena itu, bisa dimengerti mengapa kerajinan menenun sudah hilang di kalangan warga Sungai Sepan.

Kita telah mengenal peralatan hidup atau teknologi Masyarakat Adat Dayak Iban Sebaruk. Bahan dasar pembuatan dan bagaimana fungsinya sudah cukup jelas buat kita. Orang Iban Sebaruk mengambil secukupnya tumbuhan atau tanaman hutan untuk membuat aneka perlengkapan hidup mereka.

Tidak heran bila kehidupan sosial, budaya, religi dan ekonomi mereka sangat bergantung pada hutan sekitar pemukiman mereka. Mengapa? Sebab semua yang mereka peroleh dari hutan itu memberikan manfaat dan fungsi yang sangat berarti bagi kelangsungan praktik-praktik hidup mereka.

Kita pun mendapat pengetahuan mengenai budaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di kalangan orang Dayak Iban Sebaruk. Dari paparan di atas, kita memahami nilai-nilai naturalitas, keberlanjutan, lokalitas dan tradisi Iban Sebaruk yang terlepas dari keberadaan sumber daya alam sekitarnya.***

Satu tanggapan untuk “MENGENAL TEKNOLOGI DAN PERALATAN HIDUP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DAYAK IBAN SEBARUK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *