Dayak Menyambut Gerhana Bulan
Tanggapan Pengetahuan Lokal dan Spiritual Adat
Tampun Juah, Segumon, KR—Ratusan warga Kampung Segumon, Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam, Sanggau berkumpul di halaman Balai Pertemuan Kampung menggelar upacara adat Buratn Tangkap Perahu Api atau beritual adat menyambut gerhana bulan total pada Rabu (26/5/2021). Menurut Dogim (77), Prabu atau Kepala Adat Segumon, ritual ini sudah merupakan tradisi dan dilakukan rutin jika ada gerhana bulan. Ritual Adat ini dimaksudkan untuk mencegah hawa panas merusak kehidupan manusia, karena dalam hitungan adat, gerhana ini membawa hawa panas yang dapat menggugurkan bunga, buah, padi dan berbagai jenis tanaman pangan dan hutan lainnya.
Sebagai Masyarakat Adat yg masih memegang adat istiadat dan masih mempunyai pengetahuan lokal, saat terjadi Gerhana Bulan Masyarakat Adat Ketemenggungan Sisang, Kampung Segumon melaksanakan Ritual Adat Buratn Tangkap Perahu Api (lihat video pada tulisan ini).
“Buratn Tangkap Perahu Api ini memiliki dan membawa hawa panas, sehingga dapat mengugurkan kembang/bunga/ buah yang baru ingin jadi juga. Apalagi saat ini di Kampung Segumon sendiri juga sedang menuju musim buah terutama musim buah durian, juga ini bulan menuju musim warga adat kita mulai berladang sehingga ketika terjadi burant tangkap perahu api perlu dilakukan ritual adat, agar kembang menjadi buah dan kelak ketika berladang, padi yg ditanam dapat tumbuh hidup dan menghasilkan buah yang baik dan melimpah.” Papar Dogim.
Ritual Buratn Tangkap Perahu Api ini dilaksanakan dengan peraga atau bahan ritual, antara lain tuak 7 gelas, beras 1 cawan, telur ayam kampung 1 buah, air 1 ember untuk menyiram hawa panas. Ritual ini juga diiringi dengan musik tradisi adat yakni diiringi ketawak 1 buah, dilengkapi dengan kelintang dan gendang. Ritual ini rutin digekar oleh Masyarakat Adat Kampung Segumon Ketemenggungan Sisang bila terjadi gerhana bulan.
“Mengingat gerhana kali ini sangat panas dan kita sedang masa penyakit (covid 19), maka ritual adat Burant Tangkap Perahu Api sangat penting digelar. Tujuannya untuk mendinginkan hawa dan berniat segala kembang buah yg jadi tidak gugur, serta beniat agar nanti ketika musim beladang nanti segala padi dapat tumbuh dgn baik”, imbuh Dogim.
Gerhana bulan bagi Suku Bangsa Dayak memiliki makna baik dan buruk, jika dingin dapat menyuburkan sebaliknya jika panas dapat menggugurkan.
Pengetahuan Dayak Ma’anyan, Dayak Desa dan Seberuang tentang Gerhana Bulan