“Dari Bilik ke Ruai”

1.864 Views

Majalah Kalimantan Review (KR) adalah media alternatif yang secara konsisten mengangkat isu-isu Masyarakat Adat, Kalimantan, Budaya, Lingkungan Hidup, Credit Union, dan Kearifan Lokal. Berbekal konsistensi tersebut, KR populer sebagai Media Pemberdayaan Masyarakat Adat dan Transformasi. Dalam perjalanannya yang tak lagi belia, KR sudah beberapa kali bermetamorfosis sejak tahun 1992. Awalnya, KR terbit enam bulan sekali dalam bentuk lembaran-lembaran fotokopi yang kemudian menjelma menjadi sebuah Majalah Bulanan cukup istimewa dengan ribuan pelanggan tersebar seantero nusantara. Tahun 2012 adalah momentum perubahan terbesar KR setelah menghadapi berbagai tantangan dan dinamika dunia kemediaan. Memasuki usia yang ke-21 tahun Majalah KR kembali membuat terobosan guna menjawab semua tantangan yang terus menerpa.
Majalah KR merupakan salah satu media yang dikembangkan oleh Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK). Selama ini, dimandatkan secara khusus kepada Institut Dayakologi (ID). Salah satu perubahan mendasar adalah penanganan KR ke depan tidak lagi dikelola terpisah oleh ID, melainkan dikelola bersama-sama oleh seluruh unsur GPPK. Kendati demikian, ID tetap berperan sebagai host penerbitan dan pemasaran KR.
Wujud perubahan dalam KR versi Gerakan (KR-G) setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek yaitu keredaksian, rubrikasi dan lay out. Tim Redaksi KR yang sebelumnya dipimpin oleh Bung Uyub, kini dipimpin oleh Bung Giring. Penulis atau Jurnalis KR tidak lagi dalam satu manajemen khusus melainkan diwakili dari seluruh unsur gerakan seperti ID, LBBT, Pentis-PK, PPSDAK-PK, SMP dan SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak, GCU-FP Kalimantan, CU Sumber Kasih, CU Canaga Antutn, CU Filosofi Petani Pancur Kasih, CU Gemalaq Kemisiq, CU Manteare, CU Patemai Urip dan kontributor relawan daerah. Tim Redaktur adalah, yaitu Krissusandi Gunui’, Petronela Ellen Babaro dan Agustinus Sungkalang.
Khusus rubrikasi, KR kini dominan menggunakan terminologi-terminologi lokal (bahasa Dayak), kecuali rubrik Suara Burung, Kalimantan Utama, Credit Union, Hukum Kritis, Lensa Kalimantan, dan Laporan Khusus. Rubrik yang menggunakan bahasa Dayak diantaranya adalah Tagas (opini), Pamane (pendidikan), Belakau Behumaq (pertanian), Kerabat (perdamaian), Can Diri’ (bisnis lokal atau usaha produktif), Engkana (cerita rakyat), Dahas Dakar (lingkungan), Tarigas (perempuan dan orang muda), Pakara (hukum adat), Tajau (sejarah Dayak dan subsukunya), Adat Talino (prosesi ritual adat-istiadat), Batimang (resensi buku dan perlengkapan seni tradisi), Tamue (profil atau tokoh) dan Betang Gerakan (sekilas info sekitar GPPK).
Tampilan halaman muka (cover) serta tata letak (lay out) juga mengalami beberapa perbaikan supaya lebih menarik dan eye catching (enak dipandang). Halaman dalam di-setting lebih variatif dan tidak monoton dengan sentuhan yang lebih kreatif. Setiap halaman memiliki karakter dan dihiasi motif-motif Dayak pilihan. Perubahan-perubahan sederhana ini diharapkan dapat membawa angin segar terutama kepada para pembaca setia KR. Lebih luas lagi, semoga KR terus eksis sebagai media gerakan bersama dalam melakukan advokasi dan pemberdayaan Masyarakat Adat.

Salam Solidaritas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *