Refleksi Gerakan Lingkungan Hidup Dahulu dan Kini: Pesan dari Syukuran Walhi Kalbar

1.459 Views

“Dengan mengelola alam secara berkeadilan, manusia bisa hidup dan dengan memelihara alam secara lestari, maka manusia akan selamat. Inilah sesungguhnya yang menjadi mandat dan sekaligus misi Walhi yang utama,” pungkas John.

Pesan Kesetiaan

John Bamba juga berpesan kepada para aktivis CSO tentang kesetiaan. “Pencapaian tertinggi seorang aktivis adalah kesetiaannya pada prinsip, nilai dan apa yang diperjuangkan di manapun dia berada,” pungkasnya.

Sementara itu Hermawansyah, mengingatkan bahwa meletakkan entitas gerakan perlawanan sebagaimana mandat statuta menjadi penting. “Apakah keadaan objektif saat lahirnya Walhi untuk merespon situasi eksternal berbeda atau jangan-jangan kita malah kembali ke situasi yang sama dengan tanda-tandanya yang tidak terlalu berbeda.

Baca juga: https://kalimantanreview.com/demi-pemilu-berkualitas-masyarakat-adat-dayak-tae-ikuti-pendidikan-politik-komunitas/

Secara substansi bisa sama dengan isu masa lalu, tetapi prosesnya yang bisa berbeda,” terang Hermawansyah. Lebih lanjut, menurut mantan aktivis mahasiswa tersebut, ruang debat perlu dihadirkan dan level keberanian atau nyali aktivis perlu ditingkatkan.

“Saat ini, reproduksi masalah tidak sebanding dengan reproduksi aktivis. Oleh karena itu, perlu investasi terkait sumber daya manusia, dan proses kaderisasi perlu dilakukan terus menerus. Memastikan agenda pembangunan tidak merusak lingkungan dan melanggar HAM perlu dilakukan melalui konektivitas antar-elemen dengan basis kepercayaan (trust). Uraikan, baca ulang eksistensi dan bangun trust, lantas jalan bersama-sama,” pesan Hermawansyah.

Direktur Walhi Kalimantan Barat, Hendrikus Adam mengatakan, merefleksikan pemaparan para pemantik sebelumnya, terkait advokasi dan kampanye lingkungan hidup dahulu hingga saat ini, adalah pekerjaan rumah yang belum selesai. “Karenanya, diperlukan dukungan dan kebersamaan berbagai komponen WALHI serta jejaring dalam memperjuangkan apa yang diharapkan.

“Kita berharap Walhi menjadi rumah gerakan advokasi dan kampanye lingkungan hidup yang progresif di Kalimantan Barat, kembali pada mandatnya. Di masa depan, kita juga akan melakukan dokumentasi dengan menulis sejarah WALHI Kalimantan Barat dalam bentuk Buku,” terang Hendrikus Adam optimistis.

Baca juga: https://kalimantanreview.com/komunitas-dayak-sisang-dan-bi-somu-menghadiri-pendidikan-pemilih-di-segumon-perbatasan-ri-malaysia/

Sejumlah agenda advokasi yang saat ini sedang didorong Walhi Kalbar bersama jejaring di antaranya kasus yang dialami warga akibat aktivitas perkebunan kayu PT. Mayawana Persada di Ketapang, menyoal Raperda RTRW Kalbar dan mendorong agenda lingkungan hidup dalam Pilkada 2024.

Cermati Ruang Demokrasi

Secara kontekstual, refleksi tersebut juga mengajak seluruh elemen masyarakat sipil untuk mencermati ruang-ruang demokrasi dalam rangka mendorong penyelamatan lingkungan hidup, terutama saat menjelang Pilkada dan pergantian Presiden-Wakil Presiden. Dinamika demokrasi saat ini adalah tantangan besar bagi gerakan penyelamatan lingkungan hidup. Walhi sangat mencermati perhatian pada isu penyelamatan lingkungan hidup dalam ruang-ruang demokrasi, seperti dalam politik pemilu. Bahkan secara tegas mengajak masyarakat untuk mengkritisi apakah program para kandidat dalam Pilkada menyatakan secara ekplisit atau tidak sama sekali visinya tentang penyelamatan lingkungan hidup dan wilayah kelola rakyat. [ ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *