Ritual Adat Ngumpan Sandung Kenyalang: Merayakan Harmoni Relasi Manusia-sesama, Alam dan Sang Pencipta

1.647 Views

Penulis: Manuk Kitow & R. Giring | Foto: Siba/DokID | Editor: R. Giring

Segumon, Sekayam, KR--Di ketinggian 7-an meter itu sesekali laki-laki berbusana adat tampak menari-nari, dan beraksi seolah-olah sedang memberi makan burung dengan pulut pansuhdan memberinya minum tuak. Ya, laki-laki Dayak Iban Sebaruk tersebut sedang melakukan ritual mengumpan sandung kenyalang. 

Sekitar 10 menit dia mengulang-ulangi aksinya itu sementara bunyi tabuhan gendang-gendang terus mengiringi. Bahan-bahan penghantar ritual adat ngumpan sandung kenyalang terdiri dari 3 ekor babi, 4 ekor ayam kampung sehingga total hewan korban ada 7 sesuai dengan jumlah tiang sandung, kemudian beras kampung, beras pulut, pulut pansoh, rokok sirih pinang, pelita atau lilin menyala, telur mentah, telur rebus, tuak, tepung, ikan jenis tertentu yang telah disalai. 

Setelah “doa-doa” dilantunkan, dipilih petugas khusus oleh pemimpin ritualnya untuk naik sandung kenyalang sambil membawa pulut pansuh, dan tuak untuk disuapkan ke enggang kenyalang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *