Pengetahuan Masyarakat Dayak Sebagai Alternatif
Penulis: Manuk Kitow | Editor: Tim Redaksi
Melihat lajunya kerusakan lingkungan, terutama ekosistem hutan tropik akhir‑akhir ini dan permasalahan yang terus dihadapi oleh masyarakat lokal, perlu perubahan radikal dalam pengelolaan sumber daya hutan di Indonesia. Sudah saatnya kita mulai mempertanyakan transparan, serta pengagungan teknologi dan ilmu. pengetahuan “modern” dari Barat. Contoh bahwa pengelolaan hutan di Indonesia didominasi oleh ilmu pengetahuan “modern” tampak dalam klasifikasi penggunaan hutan dan pendekatan yang sangat sektoral (adanya dua Departemen, Kehutan dan Pertanian, yang mengelola sumber daya yang tumpang tindih).cara pandang melihat hutan sebagai “tambang emas hijau”, paradigma pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi, pengambilan keputusan yang terpusat dan tidak
Teknologi asli sebenarnya telah berkembang dalam kurun waktu yang lama. Dan fakta menunjukkan peranan teknologi serta pengetahuan asli dalam pengelolaan sumber daya secara lestari. Teknologi yang dikembangkan masyarakat kita selama berabad‑abad seperti sistem tumpang sari dan pengembangan tanaman pekarangan di Jawa, yang kemudian diteliti oleh ilmuwan Belanda, pada akhirnya kembali lagi ke Jawa sebagai program pengembangan pengelolaan hutan bersama masyarakat dalam “bungkus” teori agroforestry. Dalam perkembangan praktek perladangan masyarakat Dayak Kenyah di Apo Kayan juga ada pola agroforestry asli (Kartawinata, 1984; Cofler, 1983). Teknologi asli sebenarnya juga tidak hanya terbatas pada pemanfaatan subsistem, tetapi lebih dari itu dapat dilihat sebagai sumber pengembangan teknologi pengelolaan hutan di Kalimantan yang luas. Pola perladangan masyarakat Dayak Kenyah yang mengikuti dinamika suksesi hutan sekunder sangat mirip dengan teori Sistem Gap yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kehutanan di Banjarbaru, Kalsel dan juga di Amerika Latin. Teori Sistem Gap sendiri meskipun masih dalam tingkat perdebatan, mulai dilihat sebagai salah satu afternatif pengganti atau pelengkap dari Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia. Keunggulan lain dari berbagai teknologi asli masyarakat Dayak dalam pengelolaan sumber daya alam adalah adanya pola‑pola pemanfaatan yang tergantung pada banyaknya sumber, baik kayu maupun non‑kayu sehingga tidak menimbulkan tekanan pada salah satu spesies tertentu.
Di samping berbagai keunggulan teknis tadi, pengakuan dan pengembangan teknologi serta pengetahuan masyarakat Dayak dalam pengelolaan sumber daya alam juga berhubungan erat dengan aspek pelestarian kebudayaan Dayak pada umumnya. Dari segi ekonomi, hal ini jelas sejalan dengan pengembangan ekonomi kerakyatan yang dimanfaatkan dalam Pancasila dan UUD 1945, yaitu demi kemakmuran rakyat.