Nikmatnya “Menyandau Durian”

1.313 Views

Penulis & Foto: Anselmus Culing | Editor: Giring

Tumbang Titi, KR – Di pedalaman Kalimantan Barat, terutama di kampung-kampung orang Dayak yang masih memiliki hutan tembawang, tradisi menyandau durian masih ada. Ekosistem hutan tembawang memiliki kekhasan karena di dalamnya bisa dijumpai beragam tanaman dan tumbuhan khas Kalimantan di antaranya buah-buahan seperti berbagai jenis durian, berbagai jenis langsat, cempedak, tengkawang, pisang hutan, mentawa, rambutan, manggis, berbagai jenis asam, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat berbagai jenis bambu, tanaman obat-obatan alami, dan lain sebagaimnya.

Orang Dayak menyebut hutan tembawang dengan beragam istilah lokal menurut bahasanya masing-masing, seperti “kompokng” (Dayak Kanayatn) dan “timawakng” yang memiliki sejarah kampung/pemukiman lama; “ompokng” (Dayak Bakatik) ada juga “tamao” yang memiliki sejarah kampung/pemukiman lama; “tembawai atau temawai” (Dayak dari rumpun Ibanik).

Baca juga: TIONG KANDANG: RUMAH BERSAMA SPIRITUAL ADAT DAYAK https://kalimantanreview.com/tiong-kandang-rumah-spiritual-adat-dayak/

Tradisi menyandau durian di berbagai kampung Orang Dayak menunjukkan adanya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan yang berkearifan lokal dengan sistem tembawang. Sayangnya, hutan tembawang dan tradisi menyandau di banyak kampung saat ini menghadapi ancaman masifnya alih fungsi hutan dan lahan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, HTI maupun tambang.

Tulisan singkat ini ingin berbagi pengalaman penulis kala menyandau durian di kampung. Tradisi menyandau durian masih dijalankan warga di Desa Pengatapan Raya, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Menyandau durian, apalagi bila dilakukan bersama dengan keluarga sungguh sangat mengasyikkan.

Penulis bersama keluarga bermalam di tembawang bernama Perkampungan Manuk dan Perkampungan Durian Tanah Aroh di Pengatapan Raya. Di sana ada banyak tegakkan pohon durian dan beberapa pohon buah lainnya. Di hutan buah itu, di sela waktu menunggu durian masak jatuh, keluarga kecilku bisa menikmati keasrian suasana alam, udara yang segar, masak dan makan bersama. Kebersamaan dalam keluargaku pun semakin kuat dan indah.

Kala musim durian tiba, saudara-saudara kami di Pengatapan Raya, Tumbang Titi selalu menyandau durian. Terlebih bagi keluarga-keluarga yang masih memiliki hutan tembawangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *