Ngongkat Saleb
Ritual Bersih-Bersih Alat Pertanian Dan Salib Untuk Membuka Gawai Padi Dayak Pompakng
S.Wina & Cony Margaretha
Sanggau, KR
Ngongkat Saleb merupakan salah satu ritual adat Dayak Pompakng di Lintang Kapuas, Kec. Kapuas, Kab. Sanggau. Istilah Ngongkat saleb secara harafiah berarti mengangkat salib; prakteknya adalah mengambil salib dan sejumlah alat pertanian dari ladang, lumbung padi atau tempat usaha lainnya kemudian didoakan (ritual adat) yang selanjutnya diarak untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing. Terlepas ritual ini ada hubungan dengan agama Katolik atau tidak, sebuah salib yang biasa diasosiasikan dengan dunia kristiani itu,–telah lama dikenal sekaligus digunakan orang Pompakng sebagai benda budaya dalam praktik pertanian ladang yang harus di-ritual-kan dengan tujuan menyatakan doa-doa untuk keberhasilan dalam berladang. Ini telah lama menjadi tradisi Dayak Pompakng yang tinggal di Lintang Kapuas, Sanggau.
Pada acara Ngongkat Saleb, salib-salib dan tidak lupa alat-alat pertanian yang disimpan di ladang, lumbung padi atau tempat usaha lainnya dikumpulkan di suatu tempat, biasanya sekitar tempat berladang masyarakat, lalu diarak atau dibawa menuju kampung untuk selanjutnya dibersihkan secara ritual.
Ritual Ngongkat Saleb dimulai dengan mengumpulkan salib ladang, alat-alat pertanian yang dimiliki setiap kepala keluarga pada suatu tempat, kemudian ada tuak, dan ayam kampung 2 ekor. Imam yang mendoakan adalah tetua Adat yang disebut Pomang. Bagian yang digunakan adalah darah ayam yang disapukan pada masing-masing salib maupun alat pertanian yang ada. Didoakan dengan maksud agar salib dan alat pertanian dapat membawa berkat bagi setiap kepala keluarga yang menggunakannnya dan segala usaha