KEMBALI KE TEMBAWANG HIBUN, MERAWAT INGATAN BERSAMA
Penulis: Hendrikus Hendi | Foto: Hendi | Editor: K. Gunui’ & R. Giring
Bonti, KR—Ratusan Orang Adat Dayak Hibun dari berbagai wilayah Poyo Tono Hibun di Kec. Bonti, Kembayan, Tayan Hulu, Parindu, Tayan Hilir, Meliau dan Kapuas berduyun-duyun mendatangi Tembawan Hibun Dusun Kerunang, Desa Kampuh Kecamatan Bonti.
Di situ, mereka melaksanakan acara “Mohi Kone Temawang Asa Hibun, Kalik Bantatn Ngang Nudok Nontu Pedagi”. Seluruh acara dilaksanakan pada Sabtu-Minggu (11-12/06). Hadir membuka acara itu Penasehat atau Pemangkou Poyo Tono Hibun yakni Fransiskis Suwondo.
Peserta lainnya terdiri dari Ndouk Pemangkou Poyo Tono Hibun, Marina Rona dan rombongan; Temongguong Hayo Poyo Tono Hibun yakni Pius Onomuo Et dan para Temenggung dari sejumlah wilayah Poyo Tono Hibun.
Kemudian, para Pengurus Lokal Tembawang Hibun; Para Kepala Desa; para Kepala Wilayah/Kadus; para Ketua RT; para Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan dan Pemuda dari wilayah Poyo Tono Hibun se Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.
Bagi komunitas Hibun, ritual adat Bantatn sebagai bentuk “penghormatan” kepada tanah yang adalah ruang kehidupan dan penghidupan bagi seluruh warga komunitas Dayak Hibun. Ritual dilaksanakan lantaran Tembawang Hibun sudah lama sekali ditinggalkan warga Hibun. Sejak beberapa abad lalu orang Hibun menyebar ke berbagai wilayah di Kabupaten Sanggau seperti ke wilayah Parindu, Bonti, Kembayan, Tayan Hulu, Tayan Hilir, Meliau hingga Kapuas.
Menurut Temenggung Hayo Beatus Onomuo Et, Bantatn adalah ritual memberi makan kepada tanah, di mana dulu tanah ini sudah lama sekali ditinggalkan. “Kita baru boleh masuk ke wilayah tanah tersebut dan melakukan berbagai kegiatan di kawasan tembawang ini setelah ritual Bantatn dilaksanakan, ” jelas Temenggung Hayo Beatus Onomuo Et.