KALBAR BELUM TERBEBAS DARI ANCAMAN BAHAYA ASAP
Hingga Akhir Agustus Terpantau 7.376 Titik Api Di Konsesi Sawit dan HTI
Penulis: Manuk Kitow | Editor: Giring
Kalimantan Barat nyaris tidak pernah luput dari kepungan asap setiap tahun. Potensi Karhutla di musim kemarau tak dapat disepelekan begitu saja. Hal tersebut tidak saja berimplikasi pada ancaman krisis ketersediaan air bersih, tapi juga mempengaruhi kesehatan warga, khususnya gangguan pernafasan.
Tahun 2023 ini, asap yang sudah melewati ambang batas, untuk melindungi anak-anak sekolah SD dan SMP dari paparan asap, Walikota Pontianak sempat mengeluarkan surat edaran yang menghimbau pihak sekolah agar pembelajaran dilakukan secara online.
Di Kalimantan Barat sebanyak 7.376 hotspot (titik panas) terpantau di 5.001 konsesi sawit dan di 2.375 konsesi HTI sepanjang bulan Agustus 2023 (lihat peta overlay Walhi Kalbar, 2 September 2023 berikut).
Hal tersebut sangat mengkawatirkan. Banyaknya jumlah titik api (hotspot) mempengaruhi kualitas udara di provinsi 1000 sungai ini. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Ibu Kota Provinsi Kalbar pada tanggal 17 Agustus 2023 bertepatan dengan HUT ke-78 RI berada di angka 303 pada PM 2.5 masuk kategori berbahaya, kemudian naik ke angka 273 masuk kategori sangat tidak sehat pada tanggal 23 Agustus 2023. Baru pada pada akhir Agustus 2023, ISPU cenderung turun pada di angka 76 pada PM 2.5 masuk kategori sedang.
Indikasi kebakaran lahan di area konsesi sawit dan HTI secara langsung mempengaruhi keadaan kualitas udara tersebut. Diagram berikut menunjukkan sebaran hotspot di area konsesi sawit dan HTI di Kalbar (Walhi, 2 September 2023).
Beberapa konsesi sawit dengan peringkat 10 besar hotspot terbanyak pada periode tanggal 18 s.d. 31 Agustus 2023 di antaranya terindikasi di PT. PN XIII Parindu 65 titik, PT. Multi Prima Entakai 61 titik, PT. Arvena Sepakat 57 titik, PT. Sebukit Internusa 52 titik, PT. Prana Indah Gemilang 50 titik, PT. Multi Jaya Perkasa 48 titik, PT. Agro Andalan 37 titik, PT. Batu Mas 37 titik, PT. Kalimantan Bina Permai 30 titik dan PT. Sime Indo Agro 29 titik.
Pada periode yang sama dalam konsesi HTI dengan peringkat 10 besar hotspot terbanyak masing-masing terindikasi di PT. Finnantara Intiga 247 titik, PT. Mahkota Rimba Utama 111 titik, PT. Wana Hijau Pesaguan 45 titik, PT. Prima Bumi Sentosa 38 titik, PT. Mitra Jaya Nusaindah 32 titik, PT. Nitiyasa Idola 31 titik, PT. Inhutani III Nanga Pinoh 24 titik, PT. Boma Plantation 22 titik, PT. Sinar Kalbar Raya 18 titik dan PT. Hutan Ketapang Industri 16 titik.