Dialog Budaya dan Deklarasi Penguatan Program Budaya sebagai Perekat Nilai Sosial Kemasyarakatan


Penulis: Manuk Kitow & Giring | Foto: RRI Pontianak | Editor: Giring & K. Gunui’.
Pontianak, KR—Para tokoh dari kelompok yang berbeda suku bangsa, agama dan budaya di Kalbar mesti memiliki niat baik untuk bisa saling memahami satu sama lain. Budaya harus disikapi sebagai perekat sosial kemasyarakatan. Demikian catatan Dialog Budaya yang dilanjutkan dengan Dekkarasi Penguatan Program Budaya sebagai Perekat Nilai Sosial Kemasyarakatan oleh RRI Pro4 Pontianak, disiarkan live di Stasiun RRI Pontianak, Selasa (15/2/2022).
Hadir sebagai narasumber dan sekaligus deklarator adalah Steven Greatnes perwakilan GEMMA Budhi Kalbar, Viza Juliansyah (Akademi Fisipol UNTAN) dan Giring (Praktisi Antropologi Institut Dayakologi). Deklarasi dipimpin langsung Kepala Stasiun RRI Pontianak, Ibu Teguh Yuli Astuti.
Ketiga narasumber sepakat bahwa kaum muda sebagai penerus bangsa sekaligus penerus budaya harus semakin sadar dan kritis dalam menerima berbagai informasi yang beredar di Medsos. Dalam Pemilu serentak pada Februari tahun 2024 nanti, semua elemen masyarakat dituntut bersikap lebih kritis lagi.
Segala informasi yang beredar patut dihadapi dengan sikap kritis dan bijaksana. Warga masyarakat tak boleh gampang terperdaya informasi yang beredar di medsos yang kadangkala kedengarannya menggugah tapi justru malah menyesatkan.
Ini untuk masyarakat multietnis dan multibudaya Kalbar yang harmonis. Dialog budaya penting digerakkan secara berkelanjutan untuk mendidik masyarakat agar memahami keberagaman budaya dan membangun sikap saling memahami antarkelompok yang beragam.
Kepala Stasiun RRI Pontianak, Teguh Yuli Astusi mengatakan bahwa RRI Pontianak, melalui Program RRI Pro 4 Pontianak bertekad melanjutkan Program Dialog Budaya hingga tahun 2024 mendatang.