Berjalan Maju dengan Dua Kaki


ANDRIANI S. KUSNI
Palangka Raya, KR
Pergelaran seni, terutama pembacaan puisi, musikalisasi puisi, monolog dan drama pendek yang diselenggarakan oleh sejumlah komunitas seni Kota Palangka Raya di bawah koordinasi pekerja teater Mohammad Alimulhuda dari Komunitas Terapung, akhirnya dilangsungkan di Gedung Olah Seni Jalan Tjilik Riwut Km. 2, Palakngka Raya. Terselenggaranya pertunjukan pada 29 Desember 2014 lalu, di Gedung Olah Seni ini dimungkinkan setelah Asisten III Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya, Herry Sasono melakukan intervensi langsung dengan memberikan izin penggunaan Gedung dan semua kelengkapannya secara cuma-cuma. Sedangkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) ingin memungut bayaran yang seluruhnya berjumlah Rp.1,2 juta untuk sewa gedung, sound-system, AC, listrik dan kebersihan (tidak termasuk kursi). Sekali pun Asisten III sudah menginstruksikan agar pemakaian gedung dan kelengkapannya bebas biaya, tapi ketika berurusan dengan pihak bawahan, pihak yang terakhir ini masih ngotot meminta bayaran untuk sound-system.
Oleh minimnya dana yang dimiliki oleh komunitas-komunitas seni ibukota provinsi ini untuk berkegiatan, kemudian mereka memutuskan untuk menyelenggarakan pementasan dengan menggunakan apa yang ada. Diputuskan tidak menggunakan kursi tapi menggelar karpet tipis hitam yang mereka miliki sebagai alas duduk, menggunakan sound system yang dipunyai komunitas.
Ketika berbincang-bincang sejenak saat pertunjukan berlangsung, setelah menyampaikan terima kasih atas intervensi, saya bertanya kepada Asisten III, Herry Sasono yang baru 10 bulan berada di Palangka Raya: “Mengapa Pak Herry bisa melakukan intervensi dan mengambil kebijakan yang berbeda dari kebijakan Disbudpar?”. Herry Sasono mengatakan bahwa intervensi ia lakukan karena ia menyukai kebudayaan dan sudah sepatutnya Pemkot membantu sebagaimana kota-kota lain di negeri ini.