10 Tahun CUG FPPK Setia Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Pontianak—CU Gerakan Filosofi Petani Pancur Kasih atau biasa disebut CU FPPK mengawali kiprahnya sejak sepuluh tahun lalu.
Pendirian dan keberadaan CU Gerakan ini didasari semangat untuk mengembalikan misi awal Gerakan CU menurut kitahnya yakni membawa perubahan pada masyarakat, khususnya kesejahteraan anggotanya, baik moral-sosial, maupun fisik secara mandiri, bersolidaritas dan berkesinambungan.
Hal tersebut dikatakan oleh John Bamba, Mantir Pancur Kasih yang juga Ketua Gerakan Credit Union Gerakan Konsepsi Filosofi Petani Kalimantan (GCU-FPK) pada perayaan satu dasawarsa CU FPPK baru-baru ini.
“Selamat berkarya untuk CU FPPK yang merayakan sepuluh tahun hari jadinya hari ini. Pendirian CU ini didasari oleh semangat untuk mengembalikan misi awal Gerakan CU sesuai kitahnya yaitu membawa perubahan pada masyarakat, terutama kesejahteraan anggotanya, baik moral-sosial, maupun fisik secara mandiri, bersolidaritas dan berkesinambungan,” ujar John Bamba, pada Jumat (30/4/2021) di Kantor Pangkalatn Nagari, Jalan Selat Sumba, Siantan, Pontianak.
CU FPPK didirikan dan mengawali kiprahnya, setidaknya oleh 30 orang aktivis Pancur Kasih, di antaranya adalah A.R Mecer, Maran Marselinus Aseng dan John Bamba. CU yang memiliki karakteristik utama yakni menerapkan konsepsi filosofi petani Kalimantan ini senantiasa memegang komitmen dan tekadnya agar mampu mewujudkan manusia seutuhnya yaitu mandiri secara ekonomi, bermartabat secara sosial budaya, berdaulat secara politik atas hak dan semua aspek kehidupannya serta berkesinambungan.
Konsepsi Filosofi Petani: 4 Jalan Keselamatan
Untuk mewujudkan manusia sesuai keutuhan Ciptaan-Nya, maka CU FPPK menerapkan pemberdayaan holistik sebagai identitas dari pendekatannya. CU ini adalah salah satu anggota Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK).
Bapak CU Kalimantan sekaligus penemu dan pencetus konsepsi filosofi petani yakni AR. Mecer, di kala pendirian CU Gerakan ini pernah mengungkapkan bahwa CU ini harus dikembangkan dan konsisten menerapkan konsepsi filosofi petani yakni mampu memenuhi dan menjamin terpenuhinya 4 kebutuhan utama untuk keberlanjutan dan keselamatan hidup anggotanya, yakni memenuhi kebutuhan dasar berupa makan-minum (basic needs), kebutuhan keberlanjutan (sustainable needs), kebutuhan sosial-solidaritas (social needs) dan kebutuhan spiritual (spiritual needs). Empat kebutuhan dasar manusia ini dikenal sebagai empat jalan keselamatan yang proses pemenuhannya harus saling terintegrasi satu sama lain.
Di lain kesempatan, John Bamba, inisiator pengintegrasian konsepsi filosofi petani dengan gerakan pemberdayaan holistik, menegaskan bahwa yang dimaksud menerapkan konsepsi filosofi petani bukanlah sekedar produk tetapi menjadikan konsepsi filosofi petani sebagai salah satu landasan utama pengembangan CU, CU menjadikan perubahan kualitas hidup dan manusia (Red: anggota) sebagai misi utamanya. Itulah poin terpentingnya, karena CU bukan bicara soal uang, tapi manusia dan masyarakat. Untuk mewujudkan manusia berkualitas lahir-batin tersebut dibutuhkan sinergitas yang terintegrasi melalui pemberdayaan holistik. Itulah mengapa CU ini bukan sekedar menerapkan konsepsi filosofi petani, tetapi dalam semangat dan praktiknya menjadi satu-kesatuan dalam gerakan pemberdayaan holistik.
“CU Gerakan artinya konsisten mewujudkan sebuah kehidupan masyarakat yang mandiri dan sejahtera lahir-batin, mandiri sehingga memiliki harkat dan martabat, berdaulat dan berkesinambungan melalui pemberdayaan holistik,” ujar John.
CU Gerakan sejak awal bertekad untuk menerapkan konsepsi filosofi petani secara utuh. Hal tersebut juga dipaparkan John Bamba dalam buku CU Gerakan (Pro Credit Union Movement), yang diterbitkan Institut Dayakologi dan GCU-FPK (2015). John Bamba mengatakan, boleh dibilang, inilah CU pertama di dunia yang menerapkan filosofi petani secara utuh, didirikan langsung oleh penggagas filosofi petani sendiri yakni A.R. Mecer bersama kawan-kawannya di Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih yang sebagian merupakan para fasilitator CU berpengalaman dalam memfasilitasi CU-CU di seluruh Indonesia. Dengan kata lain, CU FPPK ini sekaligus sebagai tempat praktik dan ujian secara operasional dan konseptual bagi para aktivis GPPK dalam mengembangkan sebuah CU yang ideal. Di sinilah kelak, diharapkan orang akan menemukan CU Filosofi Petani yang sesungguhnya karena didirikan dan dikelola langsung oleh para penggagasnya.